Sejarah dan Fakta Kota Baghdad, Mulai dari Jaya hingga Terpuruk
Fakta Nyata – Baghdad merupakan kota terbesar di Irak dan menjadi salah satu perkotaan terpadat di Timur Tengah. Membentang di sepanjang kedua tepi sungai Tigris, Baghdad menjadi salah satu kota paling subur di kawasannya.
Kota ini menyimpan sejarah panjang dan kaya, pernah menjadi pusat peradaban Islam yang gemilang dan kosmopolitan.
Di balik gejolak politik yang mewarnai masa kininya, Baghdad menyimpan banyak fakta menarik yang menanti untuk digali.
Sejarah berdirinya Kota Baghdad
Bukti arkeologis menunjukkan, daerah Baghdad telah diduduki oleh berbagai bangsa, jauh sebelum penaklukan Arab pada 673 M.
Namun, pendirian kota Baghdad yang sebenarnya terjadi pada 762 oleh khalifah kedua Dinasti Abbasiyah, yaitu Al-Mansur, mengutip The Guardian.
Sejarawan Arab abad ke-19 Yaqubi mengatakan, posisi Baghdad yang terletak di antara sungai Eufrat dan Tigris memberinya keuntungan dan potensi untuk menjadi “persimpangan dunia”.
Tak heran jika pusat pemerintahan Islam saat itu berpindah dari Kuffah ke Baghdad. Pembangunan kota ini berada di bawah pengawasan ketat Al-Mansur.
Pada 30 Juli 762, ia memimpin upacara peletakkan batu pertama, tanda dimulainya proyek pembangunan. Kota Baghdad dibangun di dalam tembok besar, dengan empat gerbang dan jalan utama yang menuju langsung ke pusat kota.
Berdiameter sekitar 2.700 meter, Baghdad saat itu lebih merupakan kompleks pemerintahan daripada kota tinggal dan memiliki tiga dinding konsentris.
Empat jalan lurus yang menuju pusat kota dari gerbang luar dipenuhi dengan bangunan berkubah yang berisi toko-toko pedagang dan pasar. Ilmuwan Arab abad ke-9 Al-Jahiz menggambarkan kemegahan Baghdad dan tak henti-hentinya memuji kota itu.
“Saya telah melihat kota-kota besar, termasuk yang terkenal karena konstruksinya yang tahan lama. Saya telah melihat kota-kota seperti itu di distrik-distrik Suriah, di wilayah Bizantium dan di provinsi-provinsi lain, tetapi saya belum pernah melihat kota yang lebih tinggi, lingkaran yang lebih sempurna,” kata Al-Jahiz. Corak arsitektur yang rumit dan bangunan berkubah menjadi bukti kemegahan Baghdad saat itu.
Fakta dari Kota Baghdad
1. Pusat Peradaban Islam yang Gemilang
Pada masa kejayaannya, Baghdad menjadi pusat peradaban Islam yang gemilang. Di sini, Baitul Hikmah, sebuah perpustakaan dan pusat studi yang masif, didirikan. Para cendekiawan dari berbagai bidang ilmu berkumpul untuk menerjemahkan, mempelajari, dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Baghdad menjadi pelopor kemajuan ilmu pengetahuan di berbagai bidang, seperti matematika, astronomi, kedokteran, dan filsafat.
2. Saksi Bisu Kejayaan Arsitektur Islam
Baghdad dihiasi dengan berbagai bangunan megah yang mencerminkan kejayaan arsitektur Islam. Masjid Al-Kadhimiya dan Masjid Agung Baghdad, dengan kubah dan menara yang menjulang tinggi, menjadi bukti kemegahan arsitektur masa lampau. Istana Abbasiyah, meskipun kini hanya tersisa reruntuhan, membangkitkan imajinasi tentang kemegahan dan kemewahan istana pada masa itu.
3. Dulunya memiliki sistem irigasi yang canggih
Baghdad dikenal memiliki sistem irigasi yang sangat maju pada masa Keemasan Islam. Terletak di dataran aluvial Sungai Tigris, kota ini menghadapi tantangan terbatasnya curah hujan sehingga sistem irigasi menjadi kunci untuk menjamin pasokan air yang memadai bagi pertanian dan kehidupan sehari-hari penduduknya.
Salah satu sistem irigasi utama pada periode Sasanian dan awal Islam di Irak adalah Kanal Nahrawan. Kanal ini berperan penting sebagai sumber utama pasokan air bagi ibu kota Abbasiyah. Di bawah Kekhalifahan Abbasiyah, Kanal Nahrawan mencapai puncaknya sebagai sumber air utama bagi kota dan daerah sekitarnya.
4. Ditaklukan oleh Kekaisaran Mongol
Baghdad direbut oleh Kekaisaran Mongol pada tahun 1258 selama Pengepungan Baghdad yang terkenal. Bangsa Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan, cucu dari Genghis Khan, awalnya menuntut penyerahan kota tersebut dari Khalifah Mustasim. Namun, Khalifah Mustasim menolak sehingga mengakibatkan bangsa Mongol melakukan pengepungan terhadap kota tersebut.
Pengepungan Baghdad berlangsung selama beberapa hari sebelum akhirnya kota itu jatuh ke tangan bangsa Mongol pada tanggal 10 Februari 1258. Kejadian tragis ini tidak hanya menandai akhir dari Kekhalifahan Abbasiyah yang telah berkuasa selama berabad-abad, tetapi juga mengakhiri periode keemasan Islam yang telah melahirkan pencapaian-pencapaian luar biasa.
5. Pernah direbut oleh Kesultanan Utsmaniyah
Baghdad jatuh ke tangan Kesultanan Utsmaniyah pada tahun 1534 selama Perang Utsmaniyah-Safawi yang berlangsung dari tahun 1532 hingga 1555. Melansir dbpedia, kota ini berhasil direbut tanpa pertempuran karena pemerintahan Safawi telah melarikan diri dan meninggalkan kota tanpa pertahanan yang kuat.
Penaklukan Baghdad oleh Kesultanan Utsmaniyah memiliki dampak yang signifikan, karena memberikan mereka kendali atas sungai Tigris dan Efrat, serta menguasai jalur perdagangan internasional dan regional. Hal ini memperkuat posisi politik, ekonomi, dan militer Kesultanan Utsmaniyah di wilayah tersebut.
Setelah merebut Baghdad, Kesultanan Utsmaniyah menghabiskan musim dingin di kota tersebut hingga tahun 1535. Selama masa ini, mereka mengawasi rekonstruksi tempat-tempat suci keagamaan serta menginisiasi proyek-proyek irigasi pertanian yang bertujuan untuk meningkatkan produksi pertanian dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya air.
Kota Baghdad dengan segala kejayaan dan keterpurukannya, tetap menjadi saksi bisu dari berbagai peristiwa penting dalam sejarah dunia. Dengan mengetahui fakta-fakta ini, kita dapat lebih memahami perjalanan panjang kota yang pernah menjadi pusat peradaban yang gemilang.