Ternacam PUNAH!! Simak Fakta-fakta Salamander, Dapat Bermetamorfosis

Fakta Nyata – Salamander adalah amfibi yang terlihat seperti persilangan antara katak dan kadal. Salamander memiliki tubuh yang panjang dan ramping, kulit lembap dan halus, serta ekor yang panjang.

Spesies salamander sangat beragam. Beberapa spesies salamander memiliki empat kaki, tetapi ada juga yang memiliki dua kaki. Beberapa salamander memiliki paru-paru dan beberapa lainnya memiliki insang.

Keberadaan salamander kini terancam punah karena banyak diburu untuk dimakan, sehingga wajib diberi perlindungan dan konservasi.

Mereka tersebar di berbagai wilayah termasuk Amerika Utara, Eropa, Asia, dan Amerika Tengah, dengan spesies yang berbeda dan berbagai habitat, seperti hutan, kolam, sungai, dan gua. Dilansir dari berbagai sumber, berikut fakta-fakta Salamander.

1. Ukuran salamander

Dengan ratusan jenis salamander yang berbeda, ukuran salamander tentu sangat beragam.

Kebanyakan salamander memiliki panjang sekitar 15 cm. Salamander yang terbesar adalah salamander raksasa Jepang (Andrias japonicus), yang dapat tumbuh 1,8 meter dari kepala hingga ekor dan beratnya dapat mencapai 63 kilogram.  Sedangkan, salamander yang terkecil adalah Thorius arboreus, spesies salamander kerdil. Spesies ini hanya berukuran 1,7 cm.

2. Amfibi kelompok Urodela

Salamander merupakan anggota dari ordo Caudata yang memiliki 3 jenis spesies yaitu Chinese Salamander, Japanese Salamander, dan Hellbender dari Amerika.

Amfibi urodela ini juga memiliki bobot tubuh cukup besar seberat 60 kg yang masih hidup hingga saat ini. Faktanya, terdapat sekitar 600 spesies salamander yang berbeda, yang tersebar di seluruh dunia seperti salamander merah, salamander berpunggung belang, dan axolotl dengan kemampuan bertahan hidup dalam bentuk larva.

3. Proses reproduksi

Salamander memiliki berbagai cara untuk berkembang biak, termasuk dengan bertelur dan melahirkan. Hewan raksasa ini akan menaruh telur-telur di dalam air, lalu melahirkan anak-anak salamander yang telah berkembang dalam tubuh induknya.

4. Bernafas melalui kulit

Spesies amfibi ini menggunakan kulitnya untuk pertukaran gas dan menghirup oksigen, karena mereka memiliki jenis kulit yang lembab, sehingga Salamander dapat bernapas selain menggunakan paru-paru mereka.

5. Habitat Salamender

Salamander hidup di seluruh dunia, tetapi Amerika Serikat (AS) memiliki jumlah terbesar dari keluarga salamander yang berbeda.

Habitat salamander bergantung pada jenisnya. Misal, kadal air biasanya menghabiskan sebagian besar waktunya di darat sehingga kulitnya kering dan bergelombang, sedangkan sirene memiliki paru-paru serta insang dan menghabiskan sebagian besar waktunya di air.

Apa pun spesiesnya, semua salamander perlu menjaga kelembapan kulitnya dan perlu memiliki keturunan di air, jadi penting bagi salamander untuk hidup dekat dengan sumber air.

6. Perilaku Salamander

Salamander biasanya lebih aktif selama musim dingin dan aktif di malam hari. Pada siang hari, salamander akan bersantai di bawah batu atau di pohon agar tetap sejuk. Pada malam hari, mereka keluar untuk mencari makan. Kulit salamander yang cerah dan berwarna-warni memperingatkan pemangsa untuk menjauh.

Banyak salamander memiliki kelenjar di leher atau ekornya yang mengeluarkan cairan yang rasanya tidak enak atau bahkan beracun.

Beberapa salamander juga dapat melindungi diri dari pemangsa dengan meremas otot untuk membuat ujung tulang rusuk mereka yang tajam menusuk menembus kulit dan masuk ke tubuh pemangsa.  Ada juga spesies salamander yang dapat memutus ekornya selama serangan dan menumbuhkan yang baru.

7. Hewan mimikri dan mengalami metamorfosis

Selain memiliki suara seperti bayi menangis, Salamander juga mengalami fase metamorfosis atau proses perkembangan biologis yang melibatkan perubahan bentuk dan struktur tubuh organisme selama siklus hidupnya.

Diketahui, mereka akan berubah bentuk mirip dengan katak dan kodok. Selain itu, mereka juga hewan mimikri, di mana mereka dapat menirukan ular berbisa untuk menghalangi predator.