Intip Fakta Menarik Saranjana, Kota Misteri Pulau Kalimantan
Fakta Nyata – Saranjana dikenal sebagai kota gaib dari Pulau Kalimantan. Kisah tentang Saranjana pun sudah melegenda bagi masyarakat Kalimantan atau Borneo. Kota Saranjana menjadi misterius karena keberadaannya tidak tercatat dalam peta Indonesia. Bahkan Keberadaannya juga memiliki beragam versi.
Lalu belum lama ini warga Twitter dihebohkan dengan cerita Gusti Guna yang menulis tentang keberadaan Kota Saranjana. Hal ini membuat Kota Saranjana menjadi perbincangan publik kembali.
Pada unggahan Gusti Guna, ia melakukan penelusuran Kota Saranjana selama dua minggu di Kalimantan. Kota ini dianggap oleh juru kunci setempat sebagai titik perbatasan antara dunia manusia dan gaib. Saranjana dianggap sebagai gerbang masuknya.
Oleh karena itu, banyak yang mempertanyakan keberadaannya. Apakah masuk ke dalam peta wilayah Indonesia? Tidak berlama-lama berikut adalah sejarah dan fakta menarik Kota Saranja.
Sejarah Kota Saranjana
Kota Saranjana meskipun tidak tercatat di peta Indonesia, memiliki tempat dalam sejarah lama. Saranjana pernah tercatat dalam peta-peta kuno, seperti peta Salomon Muller 1845, peta Isaac Dornseiffen 1868, kamus Pieter Johannes Veth 1868, dan Sketch Map of the Residency Southern and Eastern Division of Borneo 1913.
Sejarawan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Mansyur melalui studinya, “Saranjana in Historical Record: The City’s Invisibility in Pulau Laut, South Kalimantan,” menyajikan beberapa versi lokasi Saranjana.
Menurut Mansyur, versi pertama menempatkan keberadaan Saranjana di Kotabaru. Versi kedua menyebutkan Saranjana berada di Teluk Tamiang, Pulau Laut.
Sementara versi ketiga menempatkannya di sebuah bukit kecil di Desa Oka-oka. Nama Saranjana juga terkait dengan legenda Gunung Sebatung, yang menambahkan unsur mitologi dan sejarah pada kisah ini.
Fakta Kota Saranjana
1. Ada di Peta Zaman Kolonial
Terdapat hasil penelitian yang menunjukkan keberadaan Saranjana dalam perspektif sejarah. Kota gaib ini pernah ditemukan di wilayah Kalimantan Selatan, tepatnya di Desa Oka-oka, Kecamatan Pulau Laut Kotabaru.
Salomon Muller, seorang naturalis Jerman, mengilustrasikan fenomena ini melalui peta berjudul “Kaart van de Kust-en Binnenlanden van Banermasing behoorende tot de Reize in het zuidelijke gedelte van Borneo” atau peta daerah pesisir dan pedalaman Borneo. Peta yang berasal dari tahun 1845 menggambarkan wilayah dengan penulisan Tandjong (hoek) Serandjana. Dalam hal ini, disimpulkan Kota Saranjana memang ada, tetapi telah menghilang.
2. Dikenal Sebagai Kota Tak Terlihat
Tidak tercatat dalam peta Indonesia, keberadaan Kota Saranjana tetap diyakini oleh masyarakat Kalimantan. Saranjana dijuluki sebagai kota tak terlihat secara langsung dan sampai saat ini tidak banyak yang dapat melihatnya. Hanya sebagian dari mereka saja yang memiliki kemampuan spiritual untuk melihatnya.
Perkotaan di sana dianggap lebih maju karena banyak bangunan menjulang tinggi, jauh lebih modern dibandingkan keadaan saat ini.
3. Dikaitkan dengan Legenda Gunung Sebatung
Keberadaan kota gaib bernama Saranjana turut dikaitkan dengan cerita legenda penciptaan Gunung Sebatung di Kalimantan. Dahulu wilayah Pulau Laut dikuasai Kerjaan Halimun yang dipimpin Raja Pakurindang.
Sejarawan ULM Mansyur menceritakan kisah legenda masyarakat terkait penciptaan Gunung Sebatung itu. Dikisahkan bahwa Raja Pakurindang memiliki dua anak, Sambu Ranjana dan Sambu Batung yang sering bertengkar.
Sang raja pun ingin menyudahi pertikaian kedua putranya dengan membagi wilayah kekuasaan. Sambu Batung akhirnya menguasai alam manusia yang kemudian menjelma menjadi Gunung Sebatung.
Sementara Sambu Ranjana mengambil jalan lain. Dia tak ingin ikut bersama saudaranya sehingga kemudian membangun Kota Saranjana di alam gaib.
4. Disebut Kota Tak Kasat Mata
Kota gaib Saranjana tidak tercatat dalam peta Indonesia. Tetapi keberadaannya diyakini oleh masyarakat Kalimantan.
Bagi masyarakat Kalimantan, Saranjana disebut sebagai kota yang tak kasat mata dan tak bisa dilihat oleh orang awam, kecuali dengan mata batin. Bahkan peradabannya disebut sangat maju dengan jejeran gedung menjulang tinggi bak kota impian.