Simak Fakta dan Sejarah Hari Raya Waisak
Fakta Nyata – Waisak merupakan Hari Raya Umat Buddha dalam memperingati momen kelahiran, pencapaian kesempurnaan, dan wafatnya Sang Buddha.
Pada umumnya, Waisak dijadikan sebagai hari libur nasional pada sejumlah negara di Asia Tenggara, tidak terkecuali di Indonesia. Puncak perayaan Waisak di Candi Borobudur menjadi momen yang wajib dikunjungi oleh siapapun. Suasana magis yang tercipta di sini telah menarik wisatawan dari berbagai penjuru dunia untuk berkunjung ke salah satu destinasi wisata super prioritas di Indonesia ini.
Selain menjadi hari libur nasional, berikut beberapa hal yang perlu kamu ketahui tentang Waisak adalah hari raya bagi Umat Buddha.
Tiga Perayaan sekaligus
Pada hari Waisak setidaknya ada tiga peristiwa yang berhubungan dengan kehidupan Buddha:
- Peringatan kelahiran Pangeran Siddhartha,
- Penerangan sempurna menjadi Buddha
- Wafatnya Buddha Gautama.
Perayaan Waisak sering disebut Trisuci Waisak.
Tanggal Perayaan yang Berubah-ubah
Waisak dirayakan pada bulan purnama dibulan Vesak (biasanya jatuh pada bulan April atau Mei) berdasarkan kalender lunar, artinya tanggal pastinya berubah setiap tahun. Meskipun demikian mayoritas umat Buddha diberbagai negara menyepakati tanggal yang sama untuk merayakan hari ini.
Ritual dan Tradisi
Umat Buddha di seluruh dunia memiliki cara yang berbeda untuk merayakan Waisak, umumnya mereka melakukan puja (sembahyang) di vihara, meditasi, pembacaan kitab suci, serta melakukan perbuatan baik seperti memberi makan kepada orang miskin dan melepaskan burung atau ikan ke alam bebas sebagai simbol pembebasan dari karma buruk.
Tradisi Menerbangkan Lampion
Secara tradisional, sudah menjadi kebiasaan umat buddha untuk menerbangkan dan menggantung lentera berwarna cerah yang dibeli di toko atau hasil buatan sendiri. Lampion yang diterbangkan dalam perayaan Waisak melambangkan cahaya dan pencerahan. Cahaya merupakan sebuah simbol kebijaksanaan dan pengetahuan. Menerbangkan lampion akan mengingatkan tentang membawa cahaya pencerahan dalam kehidupan. Hal ini berkaitan dengan pengetahuan, pemahaman mendalam, serta penerapan kebijaksanaan dan kehidupan sehari-hari.
Nama Perayaan yang Berbeda-beda
Nama Vesak berasal dari bahasa Pali Wesakha, yang terkait dengan Waishakha dari bahasa Sanskerta. Negara seperti Malaysia, Singapura, Kamboja, Thailand, Nepal menggunakan varian dari kata Vaisakha, yakni Vesak/Wesak untuk perayaan Trisuci Waisak.
Sedangkan Sri Lanka, India, Banglades menyebutnya Buddha Jayanti. Jepang menyebutnya Hanamatsuri. Korea menyebutnya Seokka Tanshin-il. Tionghoa menyebutnya Fodan. Vietnam menyebutnya Phat Dan, dan banyak lainnya.
Makna Kemanusiaan dan Lingkungan
Selain sebagai perayaan religius Waisak juga digunakan sebagai momen untuk memperingati pentingnya nilai-nilai kemanusiaan, perdamaian, dan pelestarian lingkungan. Banyak vihara yang mengadakan program-program sosial seperti donor darah, pengobatan gratis, dan kampanye kebersihan lingkungan.
Sejarah Hari Raya Waisak
Setiap tahunnya, hari raya Waisak jatuh pada tanggal yang berbeda. Akan tetapi umumnya pada bulan Mei atau bergantung pada penandaan kalender Buddha atau Buddhist Era (BE).
Ada banyak rangkaian acara yang dilakukan oleh umat Buddha menjelang hari Waisak, contohnya adalah seperti meditasi, kebaktian serta pindapatta. Rangkaian acara tersebut, tentu saja memiliki makna maupun tujuannya masing-masing.
Waisak merupakan sebuah festival yang dirayakan oleh umat Buddha untuk merayakan Buddha Gautama yaitu Guru Agung atau Guru Spiritual pada sekitar abad ke 5 SM.
Buddha Gautama juga dikenal sebagai Siddharta Gautama yang dilahirkan sebagai guru dan memiliki pemikiran, bahwa kemewahan serta kekayaan tidak akan menjamin kebahagiaan seseorang.
Siddhartha Gautama mendapatkan pencerahan di bawah pohon Bodhi yang berada di Bodh Gaya dan pohon tersebut saat ini menjadi tempat bersejarah bagi agama Buddha di India. Buddha Gautama sendiri dikisahkan berkeliling sebagai seorang tunawisma serta belajar bermeditasi selama kurang lebih enam tahun lamanya.
Dalam perjalanan tersebut, sang Buddha selalu belajar serta mempraktikan kehidupan asketisme yaitu sebuah kehidupan tanpa adanya kenikmatan duniawi demi memperoleh keuntungan spiritual.
Usai mendapatkan pencerahan dengan sempurna, Buddha Gautama kemudian mengajarkan pada orang lain untuk menuju pada jalan kebebasan dari segala ketidaktahuan, keluar dari segala nafsu keinginan serta lahir kembali usai penderitaan.
Kemudian, pada tahun 1950, Sri Lanka mengadakan sebuah konferensi pertama tentang Persekutuan Buddhis Sedunia atau disebut pula sebagai World Fellowship of Buddhists untuk memutuskan perayaan Waisak sebagai hari lahir Buddha di beberapa negara sekaligus.
Sejarah singkat dari kehidupan Buddha Gautama, pada akhirnya menjadi nilai dan sejarah penting bagi umat Buddha. Hal itu seperti kelahiran untuk menuju pencerahan yang sempurna serta perjalanan kematian sang Buddha Gautama.
Sang Buddha telah menyebarkan agama Buddha ke seluruh belahan dunia, akan tetapi di setiap negara, cara perayaan maupun waktu pelaksanaan hari Waisak ini berbeda-beda.