Fakta Tentang Gunung Merapi, Gunung Aktif Di Pulau Jawa

Fakta Nyata – Gunung Merapi merupakan salah satu gunung berapi yang aktif di Pulau Jawa dan Indonesia. Berlokasi di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan tinggi mencapai 2.986 meter di atas permukaan laut.

Faktanya, secara garis besar sejarah geologi Gunung Merapi terbagi dalam empat periode, yakni Pra Merapi, Merapi Tua, Merapi Muda, dan Merapi Baru. Periode pertama adalah Pra Merapi dimulai sejak sekitar 700.000 tahun lalu dimana saat ini menyisakan jejak Gunung Bibi (2025 m dpl) di lereng timur laut Gunung Merapi.

Diketahui, sejarah letusan Gunung Merapi mulai tercatat sejak awal masa kolonial Belanda atau sekitar abad ke-17. Sedangkan, letusan sebelumnya tidak tercatat secara jelas.
Rangkuman dari beberapa sumber mengenai beberapa fakta tentang Gunung Merapi aktif ini, simak di bawah ya.

1. Letusan Besar

Gunung yang masih aktif, tentunya sering terjadi letusan. Menurut data indek letusan Volcano Explosivity Index (VEI) antara 1-3, letusan besar (VEI ≥ 3) terjadi di abad ke-19, (tahun 1768, 1822, 1849, 1872) dan periode abad ke-20 yaitu 1930-1931. Dengan data tersebut dapat disimpulkan pada periode Merapi baru atau 2000 tahun lalu sudah terjadi beberapa kali letusan besar.
Aktivitas erupsi Gunung Merapi pada abad ke-20 mencatat minimal 28 kali letusan, dengan letusan terbesar terjadi pada tahun 1931. Lalu, tiga perempat abad atau 75 tahun tidak terjadi letusan besar. Terdapat dugaan letusan besar terjadi sekali dalam 100 tahun.

2. Arah Letusan

Adanya fakta mengenai arah letusan Gunung Merapi dari tahun 1872-1931 adalah mengarah ke barat-barat laut. Tetapi pada tahun 1930-1931 terjadi letusan besar dan mempengaruhi arah letusan. Hal itu menyebabkan arahnya menjadi dominan ke barat daya hingga dengan letusan tahun 2001.
Akan tetapi, pernah terjadi penyimpangan arah letusan ke selatan pada tahun 1994. Letusan itu mengarah ke hulu Kali Boyong yang terletak antara bukit Turgo dan Plawangan. Kemudian erupsi terakhir pada tahun 2006, terjadi perubahan arah lagi dari barat daya ke arah tenggara. Hal itu membuat bentuk kawah terbuka yang mengarah ke Kali Gendol.

3. Terjadi 80 Letusan

Erupsi merapi pada abad ke-19 intensitas letusannya relatif lebih besar, sedangkan letusan abad ke-20 frekuensinya lebih sering. Hal itu disebabkan pada abad ke 19 awan panas mencapai 20 km dari puncak. Dan letusan besar bisa bersifat eksplosif dan jangkauan awan panas mencapai 15 Km
Semenjak tahun 1768 sudah tercatat lebih dari 80 kali letusan, di antara letusan tersebut merupakan letusan besar.

4. Berada di Perbatasan 4 Kabupaten

Pada umumnya kita mengetahui lokasi Gunung Merapi berada di Yogyakarta. Namun jika dilihat secara geografis gunung tersebut terletak pada 7° 32’30” LS dan 110° 26’30” BT.
Jadi dapat dikatakan kalau Gunung Merapi terletak di perbatasan empat kabupaten. Tepatnya di Kabupaten Sleman, Provinsi DIY dan Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten di Provinsi Jawa Tengah.

Gunung Merapi muncul di bagian selatan dari kelurusan dari jajaran gunungapi di Jawa Tengah. Hal itu dimulai dari utara ke selatan yakni Ungaran-Telomoyo-Merbabu-Merapi dengan arah N165 E. Kelurusan ini merupakan sebuah patahan yang berhubungan dengan retakan akibat aktivitas tektonik yang mendahului vulkanisme di Jawa Tengah.