Fakta Seputar Awan Serta Asal Usul Kata ‘Awan’
Fakta Nyata – Awan terlihat melayang di langit. Kadang posisinya menutupi matahari sehingga langit terlihat mendung. Beberapa saat kemudian, langit kembali cerah karena awan sudah tidak menutupi matahari. Peristiwa ini bisa terjadi karena awan bergerak di langit.
Awan adalah sebuah kumpulan partikel kecil berupa tetesan air atau kristal es yang mengambang di atmosfer. Awan memiliki keindahan dan keunikan tersendiri. Keindahan bentuk dan warnanya mampu menghiasi keberadaan langit yang luas. Tanpa awan, langit menjadi nampak kosong dan kurang menarik untuk dipandang.
Namun, disisi lain awan akan nampak menyeramkan apabila saat mendung dan badai sedang terjadi. Di balik keindahan dan keunikannya, ternyata awan menyimpan sebuah fakta yang menarik dan mungkin belum banyak orang yang mengetahuinya. Penasaran?, berikut fakta menarik seputar awan, yuk simak dengan baik!
1. Awan dapat berubah warna menjadi hijau
Sebuah fenomena awan hijau terjadi di Queensland Tenggara, Australia. Dalam peristiwa tersebut sering dikaitkan dengan cuaca buruk. Awan hijau sangat terkait dengan hujan es lebat dalam badai petir besar yang biasa terjadi pada bulan-bulan musim panas. Di wilayah Great Plains AS, awan hijau diasosiasikan dengan badai yang cenderung menghasilkan putting beliung atau tornado.
Sebuah studi tentang awan badai pada tahun 1995 dan 1996 dengan menggunakan alat untuk mengukur warna awan secara akurat, memang mengkonfirmasi bahwa banyak badai petir menghasilkan awan dengan rona hijau yang khas. Namun, juga ditemukan bahwa warna yang dirasakan bervariasi dari warna kehijauan hingga biru dan kekuningan. Ada juga yang mengatakan bahwa tornado dan awan yang tampak hijau itu karena disebabkan oleh cahaya yang dipantulkan dari tumbuhan hijau.
2. Awan Punya Beban Berat
Selama ini, banyak dari antara kita yang menganggap kalau awan itu benda yang ringan karena bentuknya yang seperti kapas.
Namun faktanya, awan cumulus (awan putih halus) rata-rata punya berat yang sama dengan jet jumbo sekitar 500 ton, lo. Lalu, bagaimana awan bisa mengapung dengan berat itu?
Kami tentu tahu, awan bukan objek padat. Awan terdiri dari tetesan air kecil dan jika cukup dingin akan berubah menjadi kristal es. Nah, partikel air dan es yang terdapat dalam awan ini terlalu kecil untuk merasakan efek gravitasi sehingga awan tampak mengambang di udara.
Pada saat yang sama, partikel itu terbentuk di bagian atas awan. Tampaknya mengapung, tapi sebenarnya tetus menyebar dan terbentuk.
3. Awan luar angkasa jarang terbuat dari H2O
Menurut para ilmuwan, analisis paling rinci yang pernah dilakukan terhadap cahaya dari atmosfer planet-planet di luar tata surya tidak ditemukan bukti adanya air, tetapi kemungkinan tanda-tanda adanya awan.
Spektrum yang diperoleh tim Richardson dalam jurnal Nature edisi 22 Februari, juga tidak menunjukkan tanda-tanda air atau metana, tetapi menunjukkan petunjuk molekul silikat yang mengandung silikon dan oksigen. Di Bumi, silikat adalah komponen utama batuan sedangkan di planet Jupiter yang panas, di bawah suhu yang sangat panas, silikat akan ada sebagai butiran debu kecil yang dapat menyatu membentuk awan.
4. Asal usul kata awan
Kata awan berasal dari kata bahasa Inggris Kuno, “clud”, yang berarti “bukit”, atau “massa batu”. Jadi, pada awalnya awan adalah batu. Sedangkan dalam bahasa Inggris modern, awan memiliki akar kata yang berarti gumpalan (segumpal lumpur atau tanah) dan bekuan (massa beku).Tapi, bagaimana kata untuk massa batu bisa digunakan sebagai kata untuk massa uap air?
Diasumsikan bahwa penutur bahasa Inggris Kuno menyadari bahwa awan dapat menjadi hujan tebal, berat dan berwarna abu-abu gelap yang tampak sangat mirip dengan gumpalan batu tebal. Akibatnya, kata clud diartikan sebagai gumpalan. Pada awal abad keempat belas, kata clud (atau gumpalan) digunakan untuk merujuk pada awan.
5. Mengapa Awan Berwarna Putih?
Ketika kita melihat awan di siang hari, maka kita akan melihat beberapa awan yang berwarna putih. Hal ini karena adanya uap air yang berubah menjadi kristal es berukuran besar hingga dapat menyebarkan cahaya 7 panjang gelombang.
Sebagai informasi, panjang gelombang ini terdiri dari warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Ketujuh panjang gelombang ini bergabung dan menghasilkan satu warna, yakni cahaya berwarna putih seperti warna sinar Matahari.