Fakta Lain dan Kronologi Singkat Sejarah Nama Kota Jakarta
Fakta Nyata – Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota negara dan kota terbesar di Indonesia. Dengan penduduk melampaui 10,5 juta jiwa, Jakarta juga jadi satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki status setingkat provinsi.
Sebelum menjelma sebagai kota metropolitan seperti sekarang, mengalami perjalanan sejarah yang cukup panjang. Menurut sejarahnya, nama Jakarta sendiri diketahui mengalami beberapa kali perubahan berdasarkan periode penguasanya.
Kronologi Sejarah Nama Jakarta
Berikut kronologi sejarah nama Jakarta dari masa ke masa, mengutip dari situs resmi Pemprov DKI Jakarta:
-
- Abad ke-14, bernama Sunda Kalapa dan menjadi pusat pelabuhan kerajaan Padjadjaran.
- 22 Juni 1527, penyerangan pangeran Fatahillah ke Sunda Kalapa dan berubah nama menjadi Jayakarta.
- 4 Maret 1621, Belanda mulai mendirikan pemerintahan kolonial dan menamakannya Stad Batavia.
- 1 April 1905, pemerintah kolonial Belanda merubah nama menjadi Gemeente Batavia.
- 8 Januari 1935, pemerintah kolonial Belanda merubah nama menjadi Stad Gemeente Batavia.
- 8 Agustus 1942, pasukan Jepang tiba di Batavia dan merubah namanya menjadi Jakarta Tokubetsu Shi.
- September 1945, Jakarta menjadi pusat politik dan pemerintahan Indonesia dengan nama Pemerintah Nasional Kota Jakarta.
- 28 Maret 1950, Pemerintah RI merubah nama Jakarta menjadi Praj’a Jakarta.
- 22 Juni 1956, Wali Kota Jakarta kembali mengukuhkan nama menjadi Jakarta.
- 18 Januari 1958, Jakarta menjadi daerah otonom dengan nama Kotamadya Djakarta Raya yang berada di bawah Provinsi Jawa Barat.
- 1959, Jakarta berubah statusnya menjadi Daerah Tingkat Satu (Provinsi) yang dipimpin Gubernur.
- 1961, Status Jakarta dari Daerah Tingkat Satu kembali diubah menjadi Daerah Khusus Ibu Kota (DKI).
- 31 Agustus 1964, Ibu Kota Jakarta Raya resmi menjadi Ibu Kota Negara Republik Indonesia dengan nama Jakarta.
- 31 Agustus 1999, status Jakarta kemudian diperbarui menjadi pemerintah provinsi sesuai dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Negara Republik Indonesia Jakarta dengan status otonomi yang memiliki kota administrasi.
- 30 Juli 2007, Melalui Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia, Jakarta berganti nama menjadi DKI Jakarta serta mengukuhkan status sebagai daerah otonomi khusus ibukota.
Selain itu, masih ada fakta menarik yang perlu kamu ketahui. Merangkum dari berbagai sumber berikut fakta lain kota Jakarta.
1. Memiliki Stasiun Terbesar Se-ASEAN
Stasiun Jakarta Kota pernah menjadi stasiun terbesar se-ASEAN. Pada saat itu, Stasiun Jakarta Kota dibangun untuk merayakan 50 tahun kereta api di Hindia Belanda. Stasiun Jakarta Kota memiliki 13 peron, hingga kini stasiun tersebut masih menjadi stasiun tersibuk di DKI Jakarta.
Dibangun pada tahun 1925, Stasiun Jakarta Kota juga merupakan sebuah cagar budaya. Konsep Stasiun Jakarta Kota pun seperti stasiun di negara-negara Eropa. Stasiun Jakarta Kota berlokasi di Jalan Lada, Pinangsia, Kecamatan Taman Sari, Kota Jakarta Barat, DKI Jakarta.
2. Lambang DKI Jakarta Dibuat oleh Gubernur
Lambang DKI Jakarta merupakan hasil karya Gubernur DKI Jakarta yang keenam yakni Henk Ngantung. Henk Ngantung merupakan seorang seniman asal Bogor yang lahir pada tanggal 11 Maret 1921.
Dirinya didapuk menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta oleh Soekarno saat tahun 1960 hingga 1964. Lalu, Henk Ngantung menjadi Gubernur DKI Jakarta saat tahun 1964.
Pada masa tersebut, Henk Ngantung ditunjuk oleh Soekarno membuat sketsa untuk Monumen Selamat Datang yang ditujukan menyambut tamu kenegaraan pada ajang Asian Games IV tahun 1962. Hingga sekarang, sketsa miliknya masih terpampang di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat.
3. Terdapat Festival Terbesar di Asia Tenggara sejak 1968
Salah satu festival terbesar di Asia Tenggara juga hadir di DKI Jakarta. Festival tersebut adalah Jakarta Fair atauPekan Raya Jakarta (PRJ) pertama kali digelar pada 5 Juni hingga 20 Juli 1968 dan dibuka langsung oleh Presiden Soeharto. Kala itu Soeharto melepas merpati pos untuk acara pembukaan dan Jakarta sedang dipimpin oleh Gubernur Ali Sadikin.
PRJ pertama ini disebut DF yang merupakan singkatan dari Djakarta Fair (ejaan lama), yang kemudian lambat laun ejaan tersebut berubah menjadi Jakarta Fair dan lebih populer dengan sebutan Pekan Raya Jakarta.
Ide segar konsep PRJ muncul dari kepala Syamsudin Mangan yang lebih dikenal dengan nama Haji Mangan pada saat itu menjabat sebagai Ketua KADIN (Kamar Dagang dan Industri).
4. Kota dengan Museum Terbanyak di Indonesia
DKI Jakarta juga merupakan salah satu kota di Indonesia dengan museum terbanyak. Jumlah museum yang ada di DKI Jakarta adalah 64 museum. Museum-museum di Jakarta dijadikan sebagai tempat wisata edukatif dengan tujuan untuk menambah wawasan serta pengetahuan bagi masyarakat tanpa mengenal batasan usia.
Beberapa museum yang ada di DKI Jakarta diantaranya adalah Museum Nasional Indonesia, Museum Bank Indonesia, Museum Wayang, Museum Fatahillah, Museum Bahari, Museum Polri, Museum Layang-Layang, Museum Kebangkitan Nasional, Museum Tekstil dan masih banyak museum lainnya.
5. Memiliki Stadion Terbesar di Dunia
DKI Jakarta faktanya memiliki salah satu stadion terbesar di dunia yaitu Jakarta International Stadium atau JIS. Keberadaan JIS mulai disorot oleh dunia salah satunya oleh media asal Italia. JIS memiliki kapasitas hingga 82.000 penonton dengan atap yang didesain dapat dibuka dan ditutup atau retractable roof.
Selain terbesar, JIS juga dinilai memiliki konsep yang unik karena letaknya yang dekat dengan persawahan. Stadion ini bahkan dirancang sesuai dengan standar Federation Internationale de Football Association (FIFA). Jakarta International Stadium berlokasi di Kawasan Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara.