Fakta dan Ciri-ciri Tanaman Kratom

Fakta Nyata – Tanaman kratom telah lama dikenal sebagai bagian integral dari warisan pengobatan tradisional di Asia Tenggara. Tumbuhan ini tumbuh subur di wilayah Indonesia, Malaysia, dan Thailand, menjadi pemandangan umum di daerah-daerah tertentu.

Seiring dengan peningkatan ekspor dalam beberapa tahun terakhir, tanaman kratom telah menjadi salah satu sumber penghasilan penting bagi masyarakat di berbagai daerah, terutama di Kalimantan. Namun, popularitasnya juga membawa sorotan tajam terkait efeknya yang dikaitkan dengan substansi mirip narkoba.

Di kalangan masyarakat lokal, tanaman ini digunakan untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan, mulai dari meredakan nyeri hingga mengurangi kecemasan. Namun, penelitian lebih lanjut tentang manfaat kesehatan yang tepat masih menjadi fokus utama bagi otoritas kesehatan dan pemerintah.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memerintahkan Kementerian Kesehatan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai manfaat tanaman kratom yang diketahui memiliki kandungan narkotika.

Hal ini diungkapkan oleh Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko setelah menghadiri rapat terbatas yang dipimpin oleh Presiden Jokowi mengenai legalisasi kratom di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada tanggal 20 Juni 2024 lalu. Meski punya potensi sebagai obat herbal, kratom juga menuai kontroversi karena memiliki efek memabukkan dan berpotensi masuk golongan narkotika.

Berikut fakta-fakta tentang daun kratom yang jarang diketahui orang-orang.

Fakta Tanaman Kratom

Mengatur Kadar Gula Darah

Studi menunjukkan daun kratom memiliki potensi untuk membantu menurunkan kadar gula darah. Bahkan, tanaman ini telah dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk mengatasi diabetes.

Meredakan Nyeri

Daun kratom sering digunakan sebagai pereda nyeri alami. Ini berkat kandungan alkaloid yang ada di daun kratom, seperti mitragynine dan 7-hydroxymitragynine yang punya efek antiinflamasi dan antinyeri.

Daun kratom juga dapat digunakan untuk meredakan nyeri akut dan kronis, seperti yang disebabkan oleh arthritis dan fibromyalgia.

Risiko Efek Samping

Meskipun dosis kecil jarang menimbulkan dampak kesehatan yang signifikan, dosis yang lebih besar dapat memicu efek samping dari penggunaan kratom.

Beberapa efek samping ringan yang umum terjadi akibat penggunaan daun ini antara lain mual dan sembelit. Namun, ada juga kemungkinan terjadinya efek samping seperti berkeringat, gatal, pusing, mulut kering, hingga halusinasi dan kejang. Lebih serius lagi, konsumsi kratom dalam dosis yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan hati.

Tidak hanya efek samping yang muncul secara langsung, beberapa orang juga mengalami efek jangka panjang setelah penggunaan rutin, seperti kulit wajah yang menggelap, mulut kering yang persisten, sering buang air kecil, anoreksia, penurunan berat badan, dan sembelit. Dengan demikian, penting untuk mengonsumsi daun kratom dengan penuh kewaspadaan dan dalam dosis yang direkomendasikan untuk menghindari risiko efek samping yang tidak diinginkan.

Bisa Dikonsumsi dengan Berbagai Cara

Ada banyak cara untuk mengonsumsi daun kratom. Selain dikunyah langsung, daun ini juga bisa diolah menjadi the, atau suplemen dalam bentuk pil dan bubuk.

Selain itu, ada juga orang-orang yang mengonsumsi kratom dengan cara dihisap seperti rokok.

Punya Efek Memabukkan

Mitragynine yang terkandung dalam daun kratom dapat memengaruhi kinerja otak dan sistem saraf. Pada dosis tinggi, senyawa ini dapat menyebabkan efek psikoaktif yang mirip dengan opioid, sehingga berpotensi menimbulkan kecanduan.

Karenanya, penggunaan kratom telah dilarang di beberapa negara, seperti Denmark, Polandia, Finlandia, Australia, Malaysia, dan Singapura.

Meningkatkan Mood dan Potensi Antidepresan

Daun kratom terkenal dengan kemampuannya dalam meningkatkan suasana hati. Banyak masyarakat menggunakan tanaman herbal ini dalam pengobatan tradisional untuk membantu orang-orang yang mengalami kecanduan opioid, sehingga dapat meredakan gejala penarikan morfin dan etanol.

Selain itu, daun kratom juga menunjukkan potensi sebagai antidepresan. Karena daun ini mampu menurunkan kadar kortikosteron, yang pada umumnya berkaitan dengan kondisi depresi. Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk membuktikan hubungan ini secara pasti.

Ciri-ciri Tanaman Kratom

Menurut Badan Narkotika Nasional (BNN), terdapat sejumlah ciri khas yang dapat dikenali pada tanaman kratom (Mitragyna speciosa Korth):

    • Daun Berlapis Lilin yang Mengkilap: Salah satu ciri yang mencolok dari daun kratom adalah permukaannya yang dilapisi lilin, memberikan kesan mengkilap.
    • Warna Daun Hijau Tua: Daun-daun kratom memiliki warna hijau tua yang khas, menjadi salah satu ciri penting dalam mengidentifikasi tanaman ini.
    • Ukuran Daun yang Tertentu: Panjang daun kratom berkisar antara 14 hingga 20 sentimeter, sedangkan lebarnya mencapai 7 hingga 12 sentimeter. Ukuran ini menjadi standar dalam membedakan daun kratom dari tanaman lain.
    • Tulang Daun Berwarna Kemerahan: Tulang daun pada kratom memiliki warna kemerahan yang mencolok, menambah karakteristik unik pada tanaman ini.
    • Bunga Berwarna Kuning yang Berbentuk Bulat: Bunga kratom memiliki warna kuning dengan bentuk bulat bergerigi, menjadi bagian penting dalam siklus hidup tanaman ini.
    • Pohon Perdu dengan Tinggi Mencapai 15 Meter: Kratom termasuk dalam kategori pohon perdu yang dapat tumbuh dengan ketinggian mencapai kurang lebih 15 meter. Cabangnya menyebar lebih dari 4,5 meter, dengan batang yang lurus dan bercabang.
    • Tumbuh di Daerah dengan Tanah Sedikit Basah: Tanaman kratom cenderung tumbuh subur di daerah yang memiliki tanah sedikit basah, mengindikasikan preferensi tanaman ini terhadap kondisi lingkungan tertentu.