Simak Fakta Tentang Awan, Fenomena Alam dari Zaman Prasejarah
Fakta Nyata – Awan adalah salah satu fenomena alam yang telah ada sejak zaman prasejarah. Awan memainkan peran penting dalam menentukan cuaca di berbagai tempat di seluruh dunia.
Namun, ada banyak hal menarik tentang awan yang mungkin belum diketahui. Berikut ini adalah beberapa fakta unik tentang awan yang dapat memperluas pengetahuan kita.
1. Awan juga dapat membentuk berbagai bentuk unik
Awan tidak selalu membentuk bentuk bulat atau bulat pipih. Dalam beberapa kasus, awan dapat membentuk bentuk yang sangat unik seperti kucing, ikan, atau bahkan topi.
Fenomena ini disebut dengan istilah awan lenticularis atau awan pileus. Biasanya, bentuk-bentuk ini terbentuk oleh kondisi atmosfer tertentu, seperti adanya angin atau suhu yang berbeda-beda.
2. Awan tidak akan pernah bisa dipegang.
Dilansir Futurism, nyatanya memang memegang awan merupakan salah satu yang tidak mungkin dilakukan, sebab awan bukanlah benda padat yang bisa kamu pegang bentuknya secara langsung. Meski mungkin terlihat seperti padat, namun nyatanya jika kamu mencoba menyentuh awan tersebut maka tanganmu akan langsung melewati gumpalan awan yang ada.
3. Awan Putih, Hitam dan Hijau
Pernah bertanya-tanya mengapa ada awan putih dan gelap? Perbedaan antara awan hitam dan putih terutama terletak pada komposisi dan ketebalan mereka.
Awan putih, seperti awan cumulus, umumnya terdiri dari tetesan air atau kristal es yang lebih kecil dan lebih ringan. Ketika sinar matahari mengenai awan ini, cahaya tersebut dapat menembus dan memantulkan kembali, sehingga awan tampak putih bersih.
Selanjutnya awan hitam, sering kali merupakan awan yang lebih tebal dan berisi tetesan air atau kristal es dalam jumlah yang lebih banyak. Karena ketebalannya, awan ini mencegah cahaya matahari menembus, sehingga terlihat gelap dari bawah. Awan hitam sering kali mengindikasikan hujan atau badai yang akan datang karena kandungan air yang lebih pekat di dalamnya.
Awan badai bisa berwarna hijau dan tidak ada yang tahu mengapa. Kemudian awan dapat tampak merah, oranye, atau merah muda saat matahari terbit dan terbenam karena hamburan sinar matahari oleh atmosfer.
4. Awan juga dapat bergerak dengan sangat cepat
Meskipun terlihat lambat dari jarak jauh, namun sebenarnya awan dapat bergerak dengan sangat cepat. Beberapa jenis awan, seperti awan cumulonimbus, dapat bergerak dengan kecepatan 100 km/jam atau bahkan lebih cepat.
Kecepatan ini dapat memengaruhi cuaca lokal dan bahkan dapat memicu badai atau tornado.
5. Awan terbentuk dari kumpulan tetes air atau kristal es.
Dilansir American Geosciences Institute, pada dasarnya awan merupakan sekumpulan tetes air atau pun kristal es yang melayang di bagian atmosfer, sebab terbentuk melalui proses kondensasi yang mengubah uap gas menjadi titik air.
Inilah yang menjadi latar belakang mengapa awan bisa mengalami proses pembentukannya, sebab penguapan air tersebut biasanya terjadi di daerah sekitar laut, danau, atau pun sungai.
6. Awan juga dapat berfungsi sebagai penyaring sinar matahari
Terakhir, tahukah Anda bahwa awan juga dapat berfungsi sebagai penyaring sinar matahari? Awan yang lebih tebal dapat memantulkan lebih banyak sinar matahari kembali ke luar angkasa, sehingga mendinginkan permukaan bumi di bawahnya.Ini dapat membantu menjaga suhu bumi yang stabil dan mencegah pemanasan global.
Apakah awan ringan?
Awan tipikal memiliki volume sekitar 1km3 dan kepadatan sekitar 1,003kg per m3 – sekitar 0,4% lebih kecil dari kepadatan udara di sekitarnya, itulah sebabnya mereka mengapung.
Sederhananya, awan dibuat ketika sekelompok udara yang mengandung uap air menjadi sangat dingin sehingga uap mengembun menjadi tetesan air (mereka telah mencapai ‘suhu titik embun’). Ketika tetesan air jatuh ke udara yang lebih hangat, mereka ‘menghilang’ menjadi gas (itulah sebabnya awan serupa selalu terlihat seperti tingginya sama).
Pada saat yang sama dengan ini, tetesan terbentuk di bagian atas awan. Tampaknya melayang, tetapi sebenarnya terus menyebar dan terbentuk.
Tetesan awan rata-rata berdiameter sekitar 0,02 milimeter, kira-kira 50 kali lebih kecil dari tetesan hujan.
Kendati bisa mengapung di udara bukan berarti ringan. Jadi, dengan melakukan matematika, gumpalan awan pada bisa mencapai berat sekitar satu juta ton. Bayangkan awan cumulus rata-rata memiliki berat yang sama dengan jet jumbo, sekitar 500 ton.