Ragam Fakta Menarik Pahlawan R.A Kartini
Fakta Nyata – Sosok Raden Ajeng Kartini atau R.A. Kartini dikenal sebagai pahlawan hak kaum perempuan di Indonesia. Sebagai bentuk penghargaan atas perjuangannya di masa lampau, tanggal kelahiran Kartini pun diperingati sebagai hari pahlawan yang ditetapkan oleh Presiden Sukarno pada 2 Mei 1964, melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) No. 108 Tahun 1964.
Nama Kartini kerap dijadikan simbol perjuangan dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan pendidikan di Indonesia. Namun, di balik prestasinya yang gemilang, masih ada banyak fakta menarik tentang Kartini yang mungkin tidak banyak diketahui.
Asal Usul Nama Kartini
R.A. Kartini lahir pada 21 April 1879 di desa Mayong, Jepara, Jawa Tengah. Namun, nama “Kartini” sebenarnya bukan nama keluarganya.
Nama aslinya adalah Raden Ajeng Tri Rasminah, tetapi kemudian dia dikenal sebagai Kartini, yang berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti “putri terhormat”.
Nama Kartini dijadikan nama jalan di Belanda
Seorang Kartini tidak hanya dicintai dan dihormati di Indonesia. Ia juga dihormati di Belanda. Hal ini dibuktikan dengan adanya nama jalan R.A. Kartini di Belanda, yakni di Kota Utrecht, Venlo, Amsterdam, dan Haarlem.
Di Utrecht, Jalan R.A Kartini terletak di kawasan deretan perumahan yang tertata apik. Jalan tersebut dihuni oleh kalangan menengah. Jalan utamanya berbentuk huruf ‘U’ yang ukurannya lebih besar dibandingkan jalan-jalan yang menggunakan nama-nama tokoh Eropa lain.
Di Venlo, nama jalan RA Kartinistraat terletak di kawasan Hagerhof. Bentuk jalannya berupa huruf ‘O’ di mana di sekitarnya juga terdapat nama jalan dari tokoh Anne Frank dan Mathilde Wibaut.
Kemudian, di Ibukota Belanda, yakni Amsterdam, jalan Raden Adjeng Kartini ada di daerah Zuidoost atau dikenal dengan Bijlmer. Di sekitar jalan tersebut, terdapat nama-nama jalan dari tokoh-tokoh ternama yang berkontribusi kepada sejarah dunia, seperti Jalan Rosa Luxemburg, Nilda Pinto, dan Isabella Richaards.
Paling menarik, ialah di Haarlem. Nama jalan Kartini berdampingan dengan nama jalan dari tokoh-tokoh perjuangan Indonesia. Jalan R.A. Kartini berdekatan dengan Jalan Mohammed Hatta, Jalan Sutan Sjahrir, dan langsung tembus ke Jalan Chris Soumokil, Presiden Kedua Republik Maluku Selatan (RMS).
Surat-Surat Kartini
Salah satu warisan terbesar Kartini adalah kumpulan surat yang dia tulis kepada teman-temannya, terutama kepada Stella Zeehandelaar di Belanda.
Surat-surat tersebut mengungkapkan pikiran-pikiran, impian, dan aspirasi Kartini dalam memperjuangkan pendidikan dan hak-hak perempuan.
Surat-surat ini kemudian diterbitkan dalam sebuah buku yang terkenal dengan judul “Habis Gelap Terbitlah Terang”.
Pernikahan yang Terpisah Jauh
Pada usia 24 tahun, Kartini dijodohkan dengan Raden Adipati Joyodiningrat, seorang bangsawan Jawa.
Namun, pernikahan mereka tidak berlangsung lama karena suaminya pindah ke Rembang karena menjabat sebagai bupati.
Meskipun mereka saling mencintai, perpisahan ini membuat Kartini merasa kesepian dan terbatas dalam menjalankan misi pendidikannya.
Jago masak dan sempat menulis resep masakan dalam aksara Jawa
Selain membaca dan menulis, hobi Kartini yang cukup dikuasainya ialah memasak. Ia mampu memasak beragam masakan, khususnya masakan khas Jawa. Kartini sempat mengumpulkan dan menuliskan resep-resep masakannya. Resep-resep itu ditulis dengan menggunakan aksara Jawa. Penulisan resep dengan aksara Jawa tersebut menunjukkan Kartini masih menguasai tradisi budaya leluhur.
Adapun, Kartini menggunakan kemahiran memasaknya sebagai sarana diplomasi kebudayaan dengan pemerintahan Hindia Belanda kala itu. Melalui masakannya, Kartini berhasil mengenalkan budaya Jawa kepada bangsa Belanda sehingga mereka menghormati kebudayaan Jawa.
Resep-resep itu kemudian ditulis kembali oleh Suryatini N. Ganie, cicit Kartini, dalam buku berjudul “Kisah & Kumpulan Resep Putri Jepara; Rahasia Kuliner R.A. Kartini, R.A. Kardinah, dan R.A. Roekmini.”
Pengaruh Gerakan Emansipasi di Eropa
Kartini terinspirasi oleh gerakan emansipasi perempuan di Eropa, terutama di Belanda. Di negara tersbut, kesetaraan gender dan kebebasan individual dimiliki oleh perempuan Eropa.
Dia mencoba menerapkan gagasan-gagasan ini dalam konteks budaya dan masyarakat Indonesia, di mana pada masa itu peran perempuan masih sangat terbatas.
Pengaruh Warisan Kartini
Salah satu warisan Kartini adalah idealismenya dalam memperjuangkan hak-hak perempuan. Perjuangan terhadap hak pendidikan dan kesetaraan gender menginspirasi banyak orang.
Bukan hanya kaum perempuan, tak sedikit kaum laki-laki yang tergerak untuk memberikan ruang positif bagi perempuan untuk berkontribusi di lingkungan.
Hal ini terutama dirasakan dan diterapkan oleh generasi perempuan muda, untuk mengejar impian mereka dan berkontribusi pada perubahan sosial yang positif.
Kartini adalah simbol perjuangan perempuan untuk kesetaraan dan keadilan. Semangatnya telah menginspirasi dan menjadi teladan bagi Indonesia dan dunia.