Penyebab Pertempuran 5 Hari di Semarang dan Fakta Sejarah Monumen Tugu Muda
Fakta Nyata – Pertempuran Lima Hari di Semarang adalah pertempuran antara rakyat Indonesia melawan tentara Jepang di Semarang yang berlangsung dari tanggal 15-20 Oktober 1945.
Sesuai namanya, Pertempuran Lima Hari di Semarang terjadi selama lima hari pada masa transisi dari kekuasaan Jepang ke pasukan Sekutu.
Untuk memperingati peristiwa tersebut, dibangunlah monumen Tugu Muda yang terletak di bundaran Jalan Pemuda atau simpang antara Jalan Pandanaran, Jalan Imam Bonjol, dan Jalan MGR. Soegijapranata.
Penyebab Pertempuran Lima Hari di Semarang
Sebelum peristiwa ini terjadi, Jepang telah menyerah kepada sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945, yang disusul dengan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Walau begitu tidak semua tentara Jepang bisa menerima kekalahan yang memicu sikap penolakan untuk menyerahkan senjatanya.
Beberapa peristiwa berikut diketahui menjadi pemicu meletusnya Pertempuran Lima Hari di Semarang.
- Jepang Menolak Menyerahkan Senjata
- Tawanan Jepang yang Bergabung dengan Kidobutai
- Terbunuhnya dr. Kariadi
Setelah melalui berbagai lika-liku, akhirnya Tugu Muda selesai dibangun. Tugu Muda diresmikan pada 20 Mei 1953 oleh Presiden Soekarno, tepat pada Hari Kebangkitan Nasional. Monumen Tugu Muda merupakan salah satu ikon Kota Semarang yang sarat akan nilai sejarah. Ada sejumlah fakta-fakta Tugu Muda Semarang yang menarik untuk diketahui.
1. Menyerupai lilin
Jika diamati dengan seksama, bangunan Tugu Muda Semarang menyerupai lilin dengan nyala api. Mengutip laman Visit Jateng, bentuk lilin tersebut menggambarkan semangat juang warga Semarang yang tidak pernah padam dalam menghadapi tentara Jepang dalam Pertempuran Lima Hari Semarang.
Semangat juang tersebut diharapkan dapat selalu dikenang serta menjadi teladan masyarakat dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan RI. Tinggi monumen Tugu Muda sekitar 14 meter, dikutip dari laman Kemendikbud.
Tugu Muda berdiri di atas kaki berbentuk lingkaran yang terdiri dari tiga tingkat. Sementara itu, bangunan bersejarah ini dikelilingi kolam yang berbentuk lingkaran dan taman yang tertata rapi.
2. Bukan lokasi awal
Mulanya, Tugu Muda direncanakan dibangun di tengah alun-alun Kota Semarang.Kala itu, Gubernur Jawa Tengah Wongsonegoro, telah meletakkan batu pertama pembangunan tugu pada 28 Oktober 1945.
Namun, meletusnya perang pada November 1945 menyebabkan proyek pembangunan Tugu Muda tertunda. Bahkan, bangunan tugu yang belum jadi dibongkar oleh tentara Belanda.
Selanjutnya pada 1949, melalui Badan Koordinasi Pemuda Indonesia (BKPI), pembangunan monumen dilanjutkan kembali. Akan tetapi, proyek pembangunan tugu kembali tertunda lantaran permasalahan dana.
Dua tahun berselang, tepatnya pada 1951, Wali Kota Semarang, Soebeno Sosro Wedoyo, membentuk sebuah panitia untuk melanjutkan proyek pembangunan Tugu Muda.
Namun, lokasi pembangunan Tugu Muda tidak lagi berada di alun-alun Kota Semarang, tetapi di lokasinya saat ini, yaitu di depan bangunan Lawang Sewu. Pertimbangannya adalah lokasi tersebut merupakan tempat terjadinya Pertempuran Lima Hari Semarang.
3. Pertempuran Lima Hari di Semarang
Seperti disampaikan sebelumnya, pembangunan Tugu Muda Semarang untuk mengenang pertempuran heroik. Dengan mempertahankan kemerdekaan RI yaitu Pertempuran Lima Hari di Semarang, pada 15-20 Oktober 1945.
Dalam pertempuran tersebut, sekitar 2.000 pejuang Semarang tewas usai melawan tentara Jepang, seperti dikutip dari laman Pemerintah Kota Semarang. Pemicu pertempuran tersebut adalah Jepang memberi racun pada resevoir atau cadangan air minum di daerah Candi pada 14 Oktober 1945.
Saat itu, dr. Kariadi berangkat untuk mengecek cadangan air minum tersebut, namun ia ditembak tentara Jepang. Kematian dr. Kariadi makin membakar semangat juang para pemuda Semarang untuk melawan Jepang.
Meskipun kalah dari sisi jumlah dan persenjataan, warga Semarang tetap gagah melawan Jepang hingga titik darah penghabisan. Oleh sebab itu, Pertempuran Lima Hari Semarang menjadi bagian dari sejarah yang tidak boleh dilupakan.
4. Memiliki lima relief
Pada bagian kaki tugu, terdapat lima buah pilar penyangga yang merupakan simbol Pancasila. Pada setiap pilar, terdapat hiasan atau relief berbeda yang memiliki makna masing-masing.
Kelima makna relief Tugu Muda Semarang meliputi :
- Relief hongerodeem (menggambarkan kehidupan rakyat Indonesia pada masa penjajahan)
- Relief pertempuran (menggambarkan perjuangan saat Pertempuran Lima Hari di Semarang)
- Relief penyerangan (melambangkan perlawanan rakyat Indonesia pada penjajahan)
- Relief korban (menggambarkan para pejuang yang gugur dalam perang)
- Relief kemenangan (menggambarkan hasil dari perjuangan warga Semarang yang gigih)