Kisah Cleopatra Ratu Penguasa Mesir Kuno yang Berakhir Tragis
Faktanyata.id – Cleopatra dikenal sebagai wanita paling berpengaruh dalam sejarah. Namanya terkenal dalam sejarah khususnya Mesir kuno. Perempuan ini termasyhur di antara kehebatan kebudayaan Mesir Kuno, yang peninggalannya bertahan hingga saat ini sejak menjulang sekitar 5.000 tahun lalu.
Cleopatra dikatakan sebagai anak hasil hubungan perkawinan kakak dan adik (sedarah). Karena pada zaman kuno, perkawinan sejarah adalah hal yang biasa, ini di maksudkan untuk menjaga kemurnian garis keturunan.
Cleopatra merupakan penguasa terakhir dari Dinasti Ptolemic, yang memimpin Mesir setelah Raja Alexander II dari Macedonia. Dia adalah pemimpin terkenal dari garis keturunannya.
Berasal dari Yunani
Kerajaan Mesir Kuno mencatatnya sebagai Ratu Cleopatra VII Philopator. Ia berwajah sangat cantik nan rupawan, walaupun sebenarnya sejarah tidak pernah mencatat dia terkenal karena kecantikannya.
Cleopatra justru lebih populer karena kepintarannya. Dia adalah ahli strategi dan administrator yang handal. Dia juga sangat berpendidikan. Cleopatra sangat cakap dan menguasai sejumlah bahasa penting. Setidaknya dia dapat menguasai 12 bahasa, sangat berbudaya dan pandai berdiplomasi.
Dia juga keturunan darah biru. Darahnya biru karena dia merupakan Trah Ptolomeus yang berkuasa antara tahun 323-30 Sebelum Masehi (SM). Trah besar ini mewarisi kekuasaan menjulang di Afrika Utara sesudah Alexander Agung meninggal (356-323 SM)
Kehidupan Pernikahan
Terlahir tahun 69 SM, Cleopatra mewarisi tahta Mesir pada umur 18 tahun saat ayahnya Ptolomeus XII Auletes meninggal. Sesuai tradisi Mesir dia harus memiliki pendamping jika dia menjadi seorang ratu. Akhirnya dia menikahi saudara laki – lakinya, Ptolomeus XIII.
Di dorong dengan ambisinya untuk memerintah kerajaannya sendiri, dia berperang dengan suami nya sendiri Ptolomeus XIII. Ptolomeus XIII berusaha bertahan, hingga balatentara Julius Caesar datang menyapunya. Dan dia memenangkan pertempuran dengan membunih salah satu adiknya di sebuah sungai. Ini adalah akhir dari pernikahan pertama Cleopatra.
Kemudian Cleopatra menikah dengan Julius Caesar setelah semua adik kandungnya terbunuh dan diasingkan dari Mesir. Dalam pernikahan keduanya, mereka mempunyai anak bernama Ptolemy Caesar atau Caesarion pada Juni 47 SM. Anak itu ditahbiskan sebagai pewaris tahta Mesir.
Akhir Kisah Cleopatra
Tahun 46 SM, Julius Caesar kembali ke Roma. Tak lama kemudian dia memindahkan Cleopatra dan Caesarion ke ibukota. Namun, Cleopatra tidak mendapatkan pengakuan resmi karena Caesar telah memiliki istri sah, Calpurnia. Diketahui hubungan Julius Caesar dan Cleopatra hanya sebuah skandal karena dia diketahui hanya seorang gundiknya
Dua tahun kemudian, Caesar terbunuh di parlemen oleh Brutus. Cleopatra dan anaknya kembali ke Alexandria.
Mark Anthony, tangan kanan Julius Caesar dan Oktavianus memburu konspirator pembunuh Caesar. Mark Anthony dan Oktavianus muncul sebagai penguasa baru. Mark menguasai daerah timur, termasuk Mesir, sisanya daerah barat dikuasai Oktavianus.
Cleopatra yang jadi menjadi Ratu Mesir diminta menghadap Mark Anthony. Tahun 41 SM, pertemuan terjadi dan justru mengikat kedua orang itu sebagai sepasang kekasih.
Mereka akhirnya dikaruniai tiga anak. Saat itu Mark Anthony telah memiliki istri Fulvia dan Oktavian, adik dari Oktavianus.
Namun karena Cleopatra, Mark menceraikan Oktavian. Ini membuat sakit hati Oktavianus, sahabat karibnya. Perang pun pecah di antara keduanya.
Pasukan Oktavianus mengalahkan Mark dan Cleopatra lewat pertempuran Actum tahun 31 SM. Cleopatra dan Mark akhirnya bunuh diri bersama dengan menggunakan gigitan ular kobra.
Lalu Oktavianus membunuh Caesarion, putra dari Cleopatra dan Julius Caesar. Namun anak dari Cleopatra dan Mark Anthony dibawa ke Roma dan dibesarkan oleh Octavia.
Garis Ptolemeus sebagai trah penguasa Mesir selama berabad-abad pun akhirnya berakhir dengan meninggalnya Cleopatra.