Ketahui Fakta Penyakit Rabies
Fakta Nyata – Rabies merupakan penyakit mematikan disebabkan oleh virus yang menyerang sistem saraf pusat di otak. Untungnya hewan peliharaan seperti anjing dan kucing bisa dilindungi dari rabies dengan memberikan vaksinasi rutin setiap tahun oleh dokter hewan.
Bagaimana Anjing dan Kucing Bisa Kena Rabies?
Hewan peliharaan bisa terinfeksi rabies dari gigitan atau non gigitan (goresan, cakaran atau jilatan) pada kulit yang terbuka (luka) oleh hewan yang menderita rabies. Pada dasarnya semua hewan berdarah panas bisa terinfeksi rabies, selain anjing dan kucing diantaranya adalah kelelawar, musang, tikus, monyet dan kelinci.
Begitu virus rabies masuk ke dalam tubuh, virus akan menuju otak dan menyerang sistem saraf pusat. Gejala penyakit bisa muncul dengan cepat tapi bisa juga lambat tergantung dari lokasi tubuh yang terkena gigitan, bila bagian tubuh yang tergigit jauh dari otak maka gejala klinis bisa muncul setelah 3-12 minggu kemudian.
Rabies juga tergolong penyakit berbahaya yang sudah banyak menelan banyak korban jiwa. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 59000 orang di dunia meninggal akibat rabies setiap tahunnya. Yuk, simak fakta seputar rabies berikut ini agar kamu bisa mewaspadai penyakit tersebut:
Rabies Menyerang Sistem Saraf Pusat
Rabies adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus sejenis Lyssavirus. Virus rabies menyerang sistem saraf pusat. Bila orang yang terkena rabies tidak segera mendapatkan pengobatan medis, virus tersebut dapat menyebabkan penyakit di otak yang pada akhirnya mengakibatkan kematian.
Gejala Awal Rabies Mirip dengan Gejala Flu
Setelah terinfeksi melalui gigitan, cakaran, atau cara penularan lainnya, virus rabies akan menyebar ke seluruh tubuh hingga ke otak sebelum dapat menimbulkan gejala. Jeda waktu antara paparan dan munculnya gejala ini disebut masa inkubasi, dan bisa berlangsung selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Masa inkubasi dapat bervariasi tergantung pada lokasi tempat terinfeksi (seberapa jauh dari otak), jenis virus rabies, dan kekebalan tubuh anda.
Pada awalnya, gejala rabies yang muncul mungkin sangat mirip dengan gejala flu, seperti tubuh terasa lemah dan tidak nyaman, demam atau sakit kepala. Gejala tersebut bisa berlangsung selama berhari-hari dan dapat berkembang menjadi gejala neurologis akut bila tidak segera mendapatkan pengobatan.
Karena itu, ada baiknya anda segera periksakan diri ke dokter bila mengalami gejala tersebut setelah digigit hewan.
Rabies Bisa Dicegah
Meskipun belum ada obatnya, rabies bisa dicegah dengan berbagai cara. Cara terbaik untuk mencegah rabies dengan menghindari binatang liar, termasuk binatang yang terluka. Mengingat binatang peliharaan, seperti anjing dan kucing, juga berisiko terinfeksi rabies, kamu dianjurkan untuk memberikan vaksin pada binatang peliharaan.
Bila digigit atau dicakar oleh binatang, segera cuci luka dengan menggunakan air mengalir dan sabun. Kamu juga dianjurkan untuk menemui dokter untuk mendapatkan vaksin yang dapat mencegah rabies setelah digigit hewan.
Diagnosis
Tidak seperti kebanyakan penyakit, kita tidak boleh menunggu gejala untuk mendiagnosis rabies. Kalau kamu baru digigit atau dicakar oleh hewan liar atau hewan peliharaan yang mungkin memiliki rabies, segera cari bantuan medis. Tenaga kesehatan akan memeriksa luka dan mengajukan pertanyaan untuk menentukan apakah kita perlu dirawat karena rabies.
Jika hewan tersebut terkena rabies, tanda-tandanya akan diawasi atau diuji, jika memungkinkan. Biasanya hewan akan “ditidurkan” (dibunuh secara manusiawi) untuk mengujinya.Tes yang akan dilakukan untuk mendiagnosis kondisi ini antara lain:
-
- Tes air liur: Kita akan meludah ke dalam tabung. Sampelnya akan dikirim ke laboratorium untuk mencari tanda-tanda rabies.
- Biopsi kulit: Dokter akan mengambil sampel kecil kulit dari bagian belakang leher. Sampel kulit akan dikirim ke laboratorium untuk mencari tanda-tanda rabies.
- Tes cairan serebrospinal (pungsi lumbal): Dokter akan menggunakan jarum untuk mengambil cairan serebrospinal dari punggung bawah. Sampel ini akan dikirim ke laboratorium untuk mencari tanda-tanda rabies.
- Tes darah: Dokter akan menggunakan jarum untuk mengambil darah dari lengan. Darah akan dikirim ke laboratorium untuk mencari tanda-tanda rabies.
- MRI: Kita akan berbaring di mesin yang memotret otak. Dokter akan menggunakan gambar untuk membantu menentukan apa yang menyebabkan gejala.
Langkah-langkah Pencegahan yang Bisa Dilakukan Untuk Menyelamatkan Hewan Peliharaan dari Rabies:
- Pastikan hewan mendapatkan vaksinasi rutin setiap tahun. Cek buku vaksin untuk mengetahui tanggal vaksin berikutnya atau hubungi dokter hewan langganan.
- Jangan sampai hewan peliharaan berkontak dengan hewan liar atau hewan lain yang belum divaksin rabies.
- Jaga kebersihan lingkungan, terutama sampah makanan yang bisa menarik hewan liar seperti tikus ada di sekitar rumah atau bahkan bisa masuk ke dalam rumah.