Fakta Unik dan Menarik Pulau Cocos

Fakta Nyata – Australia merupakan benua dan negara yang dekat dengan Indonesia. Mungkin kamu sudah tidak asing dengan kota-kota besar yang terkenal di Australia, seperti Canberra, Sydney, Perth, atau Melbourne. Tapi, ternyata Australia memiliki pulau terpencil yang dekat dengan Indonesia, yaitu Pulau Cocos (Keeling). Oleh karena itu, kepulauan ini menyajikan kombinasi yang memikat antara keindahan alam yang memukau, warisan budaya Melayu yang kental, dan fasilitas modern yang memanjakan pengunjung.

Kombinasi ini menjadikan Cocos (Keeling) sebagai destinasi yang menarik bagi siapa pun yang mencari pengalaman liburan yang berbeda dan berkesan. Bayangkan pantai-pantai berpasir putih dengan air laut yang jernih berwarna biru kehijauan, dihiasi dengan pepohonan kelapa yang melambai-lambai.

Ditambah lagi, adanya jejak budaya Jawa yang terbawa oleh para pekerja perkebunan di masa lalu, yang kini berbaur dengan budaya Melayu setempat. Hal ini menciptakan perpaduan budaya yang unik dan autentik. Kombinasi ini menimbulkan rasa penasaran bagi siapa pun yang ingin merasakan liburan di surga tropis dengan sentuhan budaya yang kaya. Mengutip dari berbagai sumber, berikut fakta menarik tentang Pulau Cocos:

Penduduk Keturunan Jawa-Melayu

Home Island merupakan salah satu pulau utama di Kepulauan Cocos (Keeling) yang memiliki karakteristik budaya yang unik. Mayoritas penduduk pulau ini adalah keturunan Jawa dan Melayu yang dibawa ke kepulauan tersebut pada masa penjajahan, terutama untuk bekerja di perkebunan kelapa.

Kedatangan mereka dari wilayah yang kini menjadi bagian dari Indonesia dan Malaysia telah meninggalkan jejak budaya yang kuat di Home Island. Keberadaan komunitas keturunan Jawa dan Melayu ini menciptakan ikatan kultural yang erat dengan Indonesia.

Hal ini tercermin dalam bahasa, tradisi, dan adat istiadat yang masih dipraktikkan hingga saat ini. Ikatan budaya ini menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi Kepulauan Cocos (Keeling), memberikan nuansa yang berbeda dibandingkan dengan wilayah Australia lainnya.

Pemandangan yang indah dan bersih

Pulau Cocos memiliki pemandangan yang indah dan bersih. Pohon-pohon kelapa yang menarik dipandang, pasir pantai yang putih, dan laut yang jernih. Pulau ini memiliki daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Terutama, biota laut yang menakjubkan.

Masyarakat pulau ini memiliki mata pencaharian utama dari perkebunan kelapa. Para penduduknya bekerja sebagai petani kopra dan mengekspornya. Sementara itu, mata uang resmi di pulau ini yaitu Dollar Australia.

Dekat dengan Indonesia

Samudera Hindia diketahui merupakan salah satu wilayah lautan yang cukup luas. Cukup jauh dari Indonesia, rupanya terdapat Pulau Cocos atau Cocos Island yang menjadi sumber kehidupan bagi sejumlah orang.

Menurut lokasi, Cocos Island berada tepat di sebelah selatan Pulau Jawa milik Indonesia.

Diketahui, Cocos Island merupakan gugusan pulau yang pada tahun 1609 ditemukan oleh kapten laut Inggris. Lantaran belum terjamah, lantas sang kapten memberi nama pulau tersebut atas dasar banyaknya tanaman pohon kelapa di atas daratan.

Fasilitas yang Lengkap dan Modern

Meski merupakan daerah terpencil, Pulau Cocos memiliki fasilitas yang lengkap dan modern. Pulau Cocos memiliki Bandar Udara Kepulauan Cocos (Keeling) yang terletak di West Island, sedangkan Home Island memiliki 1 bus turis. Untuk menghubungkan pulau-pulau utama di sini, ditangani oleh kapal feri bernama Cahaya Baru. Di Pulau ini juga terdapat banyak fasilitas kesehatan, galeri seni hingga internet yang sudah canggih.

Terdiri dari Puluhan Pulau

Salah satu keunikan dari Cocos Island adalah banyaknya gugusan pulau yang mengitarinya. Diketahui, terdapat 27 pulau di dalamnya.

Namun, 27 pulau tersebut tak seluruhnya digunakan oleh warga untuk bermukim. Warga setempat hanya menghuni dua pulau terbesar yang bernama Home Island serta West Island. Sementara sisanya yakni dikelola untuk kunjungan wisata.

Budaya dan Bahasa Mirip Indonesia

Kepulauan Cocos (Keeling) tidak hanya memiliki ikatan sejarah dengan Indonesia melalui kedatangan para pekerja dari Jawa dan Melayu, tetapi juga mempertahankan banyak elemen budaya Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa contohnya adalah kesenian wayang kulit dan batik, yang masih dipraktikkan dan dilestarikan di pulau ini.

Selain itu, adat pernikahan di Cocos (Keeling) juga memiliki kemiripan dengan tradisi saweran yang dikenal di Sunda, di mana uang atau benda-benda kecil dihamburkan kepada pengantin sebagai simbol keberuntungan dan doa restu. Lebih lanjut, bahasa yang digunakan sehari-hari di pulau ini semakin memperkuat nuansa keindonesiaan.

Bahasa Melayu dan Betawi menjadi bahasa pergaulan utama, bercampur dengan sedikit pengaruh bahasa Inggris dan Skotlandia akibat sejarah kolonialnya. Perpaduan bahasa ini menciptakan dialek yang unik dan terdengar familiar bagi telinga orang Indonesia, sehingga pengunjung dari Indonesia akan merasa lebih mudah berinteraksi dan merasakan keakraban budaya di pulau ini.