Fakta Longsor Gunung Kuda Cirebon
Fakta Nyata – Bencana tanah longsor terjadi di lokasi tambang pasir di Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, pada Jumat pagi, 30 Mei 2025. Lokasi longsor berada di daerah yang memiliki erentanan gerakan tanah. Hingga saat ini Tim SAR masih berupaya menemukan korban yang tertimbun material longsor.
Kepolisian Resor Kota Cirebon menetapkan dua orang sebagai tersangka dalam insiden longsor tersebut. “Masing masing dengan inisial AK dan AR,” kata Kepala Polresta Cirebon Sumarni, Sabtu malam, 31 Mei 2025. Kedua tersangka adalah pemilik tambang dan kepala teknik tambang.
Tersangka dijerat dengan Undang-undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dengan ancaman hukuman paling tinggi 15 tahun penjara. Keduanya juga dikenakan pasal yang terdapat dalam Undang-undang Keselamatan Kerja, Undang-undang Ketenagakerjaan, Undang-undang Minerba, dan Pasal 359 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
Hingga 1 Juni 2025, Tim SAR telah menemukan 18 korban yang tertimbun material longsor. Diperkirakan, masih ada tujuh korban lagi yang belum ditemukan.
Faktor Pemicu Longsor
Kepala Badan Geologi, Kementerian Energi, dan Sumber Daya Mineral Muhammad Wafid mengatakan, ada beberapa faktor yang memicu ongsor di lokasi tambang di Gunung Kuda. “Kemiringan lereng tebing yang sangat terjal lebih dari 45 derajat, lokasi gerakan tanah berada di area tambang terbuka dengan metode penambangan teknik under cutting, dan kondisi tanah pelapukan dan litologi batuan yang labil,” kata Wafid dalam keterangan tertlulis Sabtu, 31 Mei 2025.
Tidak tertutup kemungkinan di lokasi itu akan terjadi longsor susulkan. Karena itu Badan Geologi merekomendasikan agar penduduk yang tinggal di dekat lokasi segera diungsikan ke lokasi yang lebih aman.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menginstruksikan kepada Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk menutup tambang galian C Gunung Kuda. “Dari aspek kebijakan, saya sudah perintahkan jajaran di lokasi untuk mengambil tindakan tegas. Perusahaan itu ditutup untuk selamanya,” ujar Dedi pada Jumat, 30 Mei 2025.
Dedi juga menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya korban yang bekerja untuk kebutuhan keluarga. “Tentunya warga itu bekerja memenuhi kebutuhan keluarganya, walaupun pekerjaannya berisiko dan terancam bahaya. Ini sebenarnya menjadi tanggung jawab bagi pengelola tambang,” ujar Dedi.
Detik-detik Terjadinya Longsor di Tambang Galian C Gunung Kuda
Seorang warga, Kamal, menceritakan bagaimana longsor besar itu terjadi saat aktivitas pengangkutan material sirtu (pasir dan batu) tengah berlangsung.
“Mobil truk pada masuk lagi ngangkutin material sirtu,” ujar Kamal di lokasi kejadian.
Menurut Kamal, sejumlah alat berat dan truk juga ikut tertimbun longsoran.
“Dengar-dengar ada truk 13, alat berat beko tiga hingga empat gitu yang tertimbun. Kalau orang sih enggak tahu ada berapa,” tuturnya.
Korban yang berhasil dievakuasi sejak pukul 10.00 WIB sudah mencapai lima jenazah.
Koordinator BPBD Kabupaten Cirebon, Fauzan, memastikan jumlah korban meninggal dunia mencapai delapan orang pada saat itu, dan pencarian korban yang masih tertimbun terus dilakukan.
Identifikasi 13 Jenazah Korban Longsor
Kapolsek Arjawinangun, Kompol Sumaeri, mengonfirmasi bahwa 13 jenazah korban telah teridentifikasi dan berada di RSUD Arjawinangun.
Serah terima jenazah kepada keluarga masih menunggu proses pemulasaran dari tim Inafis dan pihak medis.
“Alhamdulillah, jenazah sudah teridentifikasi semua. Serah terima jenazah setelah selesai dari tim medis atau pun Inafis di ruang pemulasaraan,” ujarnya.
Berikut daftar 13 korban meninggal yang telah teridentifikasi:
-
- Andri (41), Desa Padabeunghar, Kuningan
- Sukadi (48), Desa Buntet, Astanajapura, Cirebon
- Sanuri (47), Desa Semplo, Palimanan, Cirebon
- Sukendra (51), Desa Girinata, Dukupuntang, Cirebon
- Dedi Hirmawan (45), Desa Cimenyan, Bandung
- Sarwa (36), Kelurahan Kenanga, Sumber, Cirebon
- Rusjaya (48), Desa Beberan, Palimanan, Cirebon
- Rino Ahmadi (28), Desa Cikalahang, Dukupuntang, Cirebon
- Ikad Budiarso (47), Desa Budur, Ciwaringin, Cirebon
- Toni (46), Desa Kepuh, Palimanan, Cirebon
- Jamaludin (49), Desa Srengseng, Krangkeng, Indramayu
- Wastoni Hamzah (25), Desa Srengseng, Krangkeng, Indramayu
- Toni, dari Kepoh
Jumlah Korban Terkonfirmasi: 14 Meninggal dan 4 Luka
Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat, Herman Suryatman, mengungkapkan jumlah total korban meninggal dunia mencapai 14 orang, dengan 4 orang lainnya mengalami luka-luka dan menjalani perawatan medis.
“Ada 14 orang yang meninggal, empat terluka, dan kemungkinan yang masih tertimbun ada delapan orang,” katanya saat mengunjungi RSUD Arjawinangun, Jumat malam.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga telah menetapkan status darurat bencana, dan evakuasi lanjutan akan dilakukan dengan koordinasi pihak terkait.
Herman menegaskan bahwa keselamatan petugas menjadi prioritas utama mengingat potensi longsor susulan.