Fakta Lain Gunung Fuji, Selain Panorama Puncak
Fakta Nyata – Puncak tertinggi di Jepang adalah Gunung Fuji dengan ketinggian 3776 meter atau sekitar 12.388 kaki di atas permukaan laut. Gunung Fuji dikenal sebagai simbol dari negara Jepang yang disucikan oleh warga lokal.
Keindahan puncaknya yang tertutup salju dan lerengnya yang landai telah menginspirasi seniman, penyair, dan pendaki selama bergenerasi.
Berlokasi di pusat pulau Honshu, Gunung Fuji berlokasi sekitar 60 mil atau 100 kilometer di sebelah barat area metropolitan Tokyo-Yokohama. Perjalanan dari kota setidaknya memerlukan waktu sekitar 2 jam 45 menit. Namun, di balik ketenarannya, terdapat banyak fakta menarik tentang Gunung Fuji yang jarang diketahui oleh banyak orang.
Salah Satu Warisan Dunia UNESCO
Gunung Fuji merupakan simbol negara Jepang dengan sejarah kebudayaan panjang. Dilansir dari situs resmi UNESCO, Gunung ini telah lama dijadikan sebagai objek ziarah dan menginspirasi para seniman dan penyair.
UNESCO kemudian menetapkan Gunung Fuji sebagai salah satu warisan budaya. Unsur budaya yang terdapat di Gunung Fuji adalah 25 situs prasasti yang mencerminkan kesucian dan artistik dari Gunung Fuji.
Pada abad ke-12, Gunung Fuji dijadikan sebagai pusat pelatihan pertapa Buddhisme dengan unsur Shinto. Terdapat juga rute ziarah dan kuil kawah di dasar gunung seperti kuil Sengen-jinja, penginapan Oshi, danau, mata air, dan air terjun yang dinilai sakral.
Representasi Gunung Fuji lainnya dalam seni Jepang adalah menjadi motiff utama pada abad ke 17-19, dalam lukisan atau karya lainnya. Gunung Fuji juga dinilai berkontribusi pada perkembangan seni barat.
Beberapa Area Gunung Fuji Merupakan Lahan Pribadi
Banyak yang mengira, lahan dari Gunung Fuji ini adalah milik pemerintah karena menjadi ikon Jepang. Namun faktanya tidak semua milik pemerintah dan ada pihak lain dalam kepemilikan lahan.
Mulai dari Stasiun kedelapan hingga wilayah Gunung Fuji lebih atas adalah milik Fujisan Hongū Sengen Taisha. Kuil utama agama Shinto tersebut yang memiliki lebih dari 1.300 kuil di seluruh Jepang.
Pada tahun 1606, Ieyasu Tokugawa menyumbangkan area tersebut untuk kuil. Dia juga membangun sekitar 30 bangunan sebagai ungkapan terima kasih usai memenangkan pertempuran Sekigahara.
Sebetulnya pada tahun 1871, pemerintah Meiji sempat melakukan nasionalisasi Gunung Fuji. Status ini bertahan hingga usai Perang Dunia II, sedangkan aset lainnya dikembalikan ke kuil.
Namun Sengen Taisha membawa sengketa ke pengadilan dan berhasil menang. Mereka diakui sebagai pemilik yang sah pada tahun 1974. Pada tahun 2004, tanah tersebut secara resmi dikembalikan ke Sengen Taisha.
Gunung Api Aktif
Meskipun tergolong aman untuk didaki, Gunung Fuji termasuk sebagai salah satu gunung api yang aktif lo! Faktanya, Gunung Fuji terdiri dari 3 gunung berapi yang berurutan.
Di kaki gunung, terdapat gunung berapi Komitake yang letusan pertamanya terjadi sekitar 600.000 tahun yang lalu. Sekitar 100 ribu tahun yang lalu, Gunung Berapi Ko-Fuji (Fuji yang lebih tua) erupsi.
Puncaknya Shin-Fuji (Fuji yang lebih muda) terbentuk sekitar 10 ribu tahun yang lalu. Puncak inilah yang kita kenal sebagai Gunung Fuji yang sekarang. Oleh karena itu, Gunung Fuji sampai saat ini tergolong masih aktif.
Tempat Ski Pertama di Jepang
Ski adalah olahraga yang mewakili musim dingin. Banyak orang yang tertarik ke resort ski untuk bersenang-senang di tengah salju. Faktanya, Gunung Fuji adalah tempat aktivitas ski pertama di Jepang.
Pada tahun 1911, tentara Austria, Mayor Theodor Edler von Lerch dan Egon Edler von Kratzer meluncur turun dari Stasiun ke-9 Gunung Fuji. Peluncuran ini menandai dimulainya olahraga ski di Jepang.
Von Lecrch dikenal juga sebagai bapak ski di Jepang. Hingga saat ini, masih terdapat plakat di Stasiun Ke-5 untuk memperingati peristiwa ini.
Gunung Suci di Jepang
Selain nilai wisata dan budayanya, Gunung Fuji disucikan penduduk sekitar karena hubungannya di masa lalu terhadap praktik keagamaan Shinto dan Buddha. Dilansir dari situs resmi UNESCO, Gunung Fuji dijadikan simbol antara manusia dan alam.
Siklus kematian dan kelahiran kembali adalah rute pemikaan dengan naik dan turun gunung. Sejak zaman kuno, para peziarah membawa tongkat panjang, berangkat dari kompleks kuil di kaki gunung.
Mereka menuju kawah puncak yang dipercaya sebagai tempat tinggal dewa Shinto, Asama no Okami. Di puncak, mereka akan melakukan pelatihan yang disebut ohachimeguri sebagai bentuk pemujaan.
Sepanjang pendakian, para peziarah akan meneriakkan “Rokkon Shōjō” sebagai bagian dari ziarah mereka. Rokkon mengacu pada enam organ indera manusia seperti mata, hidung, telinga, lidah, tubuh, dan pikiran. Ungkapan Rokkon Shōjō secara harfiah berarti untuk memurnikan enam organ indera tersebut.
Panorama Puncak Yang Indah
Gunung Fuji memiliki panorama puncak gunung yang sangat indah, megah, dan beragam. Disebut beragam, karena kondisi puncaknya sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca.
Saat matahari terbit maupun tenggelam, puncak Gunung Fuji menunjukkan semburat warna merah, yang biasa disebut dengan Red Fuji. Biasanya, Red Fuji akan muncul saat akhir musim panas dan awal musim gugur.
Fenomena ini muncul akibat salju di puncak Gunung Fuji mulai mencair dan mengeluarkan warna kemerahan di awal musim panas. Kemudian, sinar matahari saat terbit maupun tenggelam memperjelas fenomena ini.
Puncak Gunung Fuji juga memiliki pemandangan Diamond Fuji dan Pearl Fuji. Diamond Fuji adalah saat matahari terlihat seperti berlian di puncak Gunung Fuji ketika akan terbit atau tenggelam.
Sementara Pearl Fuji adalah pancaran cahaya bulan purnama yang lembut di puncak gunung. Pemandangan lainnya adalah Upside-down Fuji atau Gunung Fuji terbalik. Fenomena ini dapat dilihat di uang pecahan 1.000 Yen.
Disebut demikian karena refleksi dari Gunung Fuji dapat dilihat dari air danau yang tenang di kaki gunung. Biasanya fenomena ini dapat dilihat saat udara bersih dan tidak terlalu berangin.