Albert Fish, Vampir Brooklyn Pemakan Anak-Anak

Faktanyata.id – Albert Fish dikenal sebagai Vampir Brooklyn, Werewolf of Wysteria atau the Grey Man. Ia lahir pada 19 Mei 1970 di keluarga yang memiliki keterbatasan mental, ia segera ditaruh di panti asuhan New York.

Para pengasuh dilaporkan suka memukuli anak-anak dan mendorong kekerasan di antara mereka. Di sini lah Albert mulai mangasosiasikan rasa sakit dengan kegembiraan hingga kepuasan seksual.

Setelah ibunya mandiri, ia mengeluarkan Albert dari panti asuhan pada tahun 1880. Ia mulai memukuli dirinya sendiri. Tak lama kemudian, Albert dikenalkan ke urolagnia dan coprophagia oleh seorang telegraf. Istilah sederhananya, ia mulai makan dan minum kotorannya sendiri. Menurut salah satu sumber, hukuman seksual semacam ini kemudian berevolusi menjadi jarum dorong ke pangkal paha dan perutnya sambil menghiasi dirinya dengan dayung yang penuh dengan paku.

Rontgen panggul Albert Fish, tempat ia memasukkan 29 jarum.

Tahun 1890, ketika Albert Fish berusia 20 tahun, ia pindah ke kota besar. Dan kejahatannya terhadap anak-anak tetap saja terjadi. Ia bekerja sebagai gigolo. Ia sering membujuk anak-anak dari rumah mereka untuk menyiksa, memperkosa, dan membunuh mereka. Ia awalnya menggunakan dayungnya yang dipaku pada kuku, tetapi karena ia haus akan darah, ia memakan tubuh mereka.

Aneh bin ajaib, orang ini menikah pada tahun 1898 dan menjadi ayah untuk 6 anak. Ketika istrinya melarikan diri dengan pria lain tahun 1917, ia mulai mempraktekkan sadomasokistiknya kepada anka-anaknya sendiri. Ia membuat mereka mendayung sampai ia berdarah, dan menekan jarum ke tubuhnya sendiri.

Ia mulai menargetkan anak-anak Afrika-Amerika karena pihak berwenang lebih memperhatikan anak-anak keturunan kulit putih yang hilang. Para korban yang tak bersalah dipaksa untuk merasakan sakit dari alat-alat Albert, yang termasuk parang daging dan pisau beserta dengan dayungnya.

Baca Juga: Bolshevik: 100 Tahun Komunisme , 100 Juta Korban Jiwa

Tahun 1928, Albert mengiklankan di surat kabar bahwa ia membutuhkan orang untuk membantunya bertani. Edward Budd (18) yang saat itu mencari pekerjaan, akhirnya dipekerjakan oleh Albert. Awalnya, Albert tampak seperti seseorang yang baik dan ramah.  Dan setelah interview yang dibarengi makan siang bersama, Edward mempercayai bahwa Albert lah yang akan menolongnya dari krisis keuangan.

Albert Fish.

Sebelum Albert Fish membawa Edward ke lahannya, ia berkata bahwa ia harus menghadiri pesta ulang tahun anak-anak di rumah adiknya. Dan bahwa Grace Budd yang baru berusia 10 tahun harus ikut dengannya ke pesta itu. Keluarga Budd pun setuju. Sayangnya, mereka tidak pernah melihat gadis kecil itu lagi setelah ia dibawa pergi oleh Albert.

Investigasi akan hilangnya Grace dilakukan selama 6 tahun dengan hasil yang nihil. Sampai ibu dari Grace mendapatkan surat yang mengerikan pada 11 November 1934. Surat tersebut menulis secara rinci bagaimana Grace dibunuh dan menjadi korban kanibalisme.  Penulis surat tersebut mendeskripsikan bagaimana ia menelanjangi, mencekik, dan memotong-motong Grave menjadi bagian-bagian kecil hingga akhirnya Grace menjadi santapannya di sebuah rumah kosong di Worcester, New York.

Surat Albert Fish untuk keluarga Grace.

Polisi melacak kertas surat tersebut dan dengan cepat menemukan tersangka di sebuah rumah susun. Albert Fish mengakui pembunuhan Grace Budd – dan ratusan lainnya – ketika ia tersenyum dan menceritakan bagaimana ia membunuh mereka. Meskipun ia mengaku tidak bersalah karena ia mengaku bahwa ia ‘gila’, juri menganggap ia cukup waras untuk dibunuh.

Ia disetrum mati di penjara Sing Sing pada 16 Januari 1936.