6 Fakta Tentang Anoa, Hewan Pemalu Mirip Kerbau dan Sapi

Fakta Nyata – Anoa adalah sejenis sapi kerdil yang di Indonesia hidup di hutan tropis Sulawesi Tenggara. Anoa dikelompokkan sebagai salah satu jenis binatang mamalia yang melahirkan dan menyusui anaknya.

Bahkan, anoa merupakan hewan yang menjadi lambang provinsi Sulawesi Tenggara. Mamalia yang satu ini melambangkan keuletan dan kegesitan masyarakat sekitar di Sulawesi Tenggara.

Jumlah satwa asli Indonesia tersebut semakin berkurang akibat perburuan, pembukaan lahan yang menggagu habitatnya, dan faktor lainnya.

Anoa termasuk herbivora atau hewan pemakan tumbuh-tumbuhan. Bentuk tubuhnya mirip kerbau, hanya saja ukurannya lebih kecil. Itulah yang membuat anoa biasa disebut kerbau cebol atau kerbau kecil.

Anoa berkembang biak dengan cara melahirkan. Selanjutnya, mari simak 4 fakta unik Anoa dalam ulasan berikut:

1. Hewan pemalu yang mirip kerbau dan sapi namun sulit diternakkan

Anoa dapat dikatakan sebagai hewan yang pemalu, karena dia lebih senang bersembunyi di hutan-hutan lebat. Anoa seringkali disangka sebagai kerbau dan sapi. Hal ini dikarenakan rupa anoa hampir menyerupai kedua hewan ternak tersebut.

Karakteristik khusus anoa adalah bertubuh kerdil dan memiliki tanduk. Walau mirip dengan sapi dan kerbau, hewan ini sulit untuk diternakkan. Hakikat anoa adalah hidup di alam liar. Sifatnya yang agresif membuat anoa sulit untuk dipelihara.

Mamalia yang termasuk hewan hutan hujan ini menyukai tempat tinggal dekat sumber air permanen. Mereka juga menyukai padang rumput yang jarang dihuni. Habitat anoa sendiri berada di hutan, sabana, dan juga rawa-rawa.

2. Terbagi menjadi dua spesies

Anoa merupakan fauna peralihan antara benua Asia dan Australia. Terdapat dua spesies anoa, yakni anoa pegunungan (Bubalus quarlesi) dan anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis).

Awalnya, terdapat perdebatan terhadap status taksonomi kedua spesies ini. Akan tetapi, penelitian mengungkapkan bahwa keduanya merupakan spesies yang berbeda. Perbedaan antara anoa pegunungan dan anoa dataran rendah dapat dilihat dari tanduk dan ukuran tubuhnya.

Anoa gunung memiliki tubuh yang lebih kecil, ekor yang lebih pendek dan lembut, serta memiliki tanduk yang melingkar. Sementara itu, anoa dataran rendah memiliki ekor yang panjang, kaki berwarna putih, dan tanduk kasar.

3. Ciri fisik

Mamalia vertebrata ini memiliki bobot tubuh seberat 150-300 kg dan memiliki bentuk tanduk yang tegak dan lurus. Uniknya, tanduk tersebut memiliki bagian segitiga yang mirip dengan kerbau pada umumnya.

Selain tanduk, anoa memiliki bintik-bintik putih yang terdapat di bawah mata, kaki, dan punggung, di mana tanda putih tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis ras yang berbeda.

Serta, anoa ditutupi oleh rambut pendeknya yang berwarna coklat gelap dan memiliki jenis kulit hitam yang tebal. Faktanya, warna kulit anoa jantan cenderung lebih gelap dibandingkan anoa betina. Namun, baik jantan dan betina sama-sama memiliki tanduk pendek yang berbentuk segitiga dan pipih di bagian atas.

4. Suka menjilat batu

Anoa tergolong sebagai hewan herbivora yang membutuhkan banyak mineral dan garam. Cara anoa memperoleh mineral dan garam adalah dengan menjilati batu. Kandungan mineral dan garam itu akan membantu hewan endemik ini mencukupi kebutuhan pertumbuhan tubuhnya.

5. Berperan penting dalam ekologi

Memiliki gaya hidup menjelajah, Anoa dataran rendah merupakan hewan herbivora yang mengkonsumsi berbagai tumbuhan sebagai sumber makanan utamanya seperti rumput, pakis, buah, dan lainnya. Tak hanya itu, mereka juga meminum air laut untuk memenuhi kebutuhan mineralnya.

Faktanya, anoa berperan penting dalam ekosistem keanekaragaman hayati di Indonesia. Karena itu, pemerintah dan masyarakat harus mendukung upaya konservasi dan pelestarian Anoa dalam keberlangsungan hidup mereka di alam liar.

6. Terancam punah

Sejak tahun 1986 sampai 2007, International Union for Conservation of Nature (IUCN) memasukkan anoa sebagai salah satu jenis satwa yang terancam punah. Jumlah perkiraan populasi anoa saat ini adalah kurang dari 2.500 individu dewasa.

Selama 14-18 tahun terakhir, populasinya di alam terus menurun hingga 20 persen. Dalam lima tahun terakhir, populasi anoa diperkiraan berjumlah 5.000 ekor yang masih bertahan hidup. Hal ini dikarenakan anoa sering diburu untuk kemudian diambil tanduk, kulit, serta dagingnya.