5 Fakta Sejarah dari Peringatan 17 Agustus

Fakta Nyata –  Tepat di hari ini, Senin (17/8/2020), bangsa Indonesia memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia yang ke 75 tahun.

Dibalik peringatan bersejarah ini, ada beberapa fakta sejarah yang menarik di tanggal 17 Agustus. Berikut adalah faktanya,

1. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Tepat 75 tahun lalu, 17 Agustus 1945, Ir Soekarno membacakan Naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang ditulisnya sendiri.

2. Naskah Proklamasi dibaca di rumah Soekarno

Sejarawan Universitas Indonesia Bondan Kanumoyoso mengatakan naskah proklamasi dibacakan oleh Ir Soekarno, di kediamannya yang dulu beralamatkan di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56.

“Atau sekarang bernama Jalan Proklamasi. Tetapi sekarang proklamasi diselenggarakan di Istana Merdeka,” kata Bondan.

3. Istana Merdeka bekas jantung Kolonialisme

Peringatan HUT RI selalu dipusatkan di Istana Merdeka oleh presiden. Tak heran jika banyak orang membayangkan peristiwa penting ini dilakukan di tempat yang sama.

“Padahal Istana Merdeka yang sekarang, dulunya adalah kediaman Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Jadi agak ironi, kita merayakan kemerdekaan kita justru di jantung kolonialisme,” jelas Bondan.

Sementara itu, kediaman Bapak Proklamator Indonesia, Soekarno, saat ini sudah berganti fungsi dan jejak sejarah ini pada akhirnya ikut menghilang.

4. Peran Tokoh Pemuda Dibalik Kemerdekaan Indonesia

Peran pemuda sangat penting dalam mewujudkan kemerdekaan Republik Indonesia.

“Karena mereka yang berinisiatif untuk mendorong Soekarno dan Moh Hatta untuk merdeka dan keluar dari kerangka kemerdekaan yang disiapkan oleh Jepang. Jadi karena itu, kita merdeka dengan kekuatan sendiri,” papar Bondan.

5. Peringatan 70 tahun Indonesia kembali ke NKRI

Diungkapkan pula tanggal 17 Agustus tak hanya bersejarah bagi Kemerdekaan Republik Indonesia.

Karena tepat 5 tahun setelah proklamasi dikumandangkan, bangsa ini kembali sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Walaupun sudah menyatakan kemerdekaan, Belanda masih ingin menguasai Indonesia dengan hanya mengakui kedaulatan sebagai Republik Indonesia Serikat (RIS).

Hal ini dinyatakan dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag, Belanda pada 27 Desember 1949.

“Kemudian terjadi masalah atas pengakuan kedaulatan RIS, karena dianggap tidak sesuai dengan semangat ketika kita memerdekakan diri sebagai negara kesatuan,”jelas Bondan.

Republik Indonesia Serikat hanya bertahan selama kurang dari satu tahun.  Selanjutnya, pada tanggal 17 Agustus 1950, tepat 70 tahun lalu, Indonesia kembali sebagai NKRI.

“Jadi sebetulnya ada dua momen penting yang mesti diperingati di tanggal 17 Agustus ini. Pertama adalah HUT ke-75 RI (Republik Indonesia) dan peringatan 70 tahun kembalinya Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata Bondan.