Viral Thread Fetish Kain Jarik, Apa Itu Fetisisme Seksual?
Fakta Nyata – Thread twitter dari akun @m_fikris mendadak viral Kamis (30/7) pagi. Thread tersebut menceritakan pengakuan si pemilik akun yang menjadi korban pelecehan seksual.
Thread dengan judul “Predator “Fetish Kain Jarik” Berkedok Riset Akdemik dari Mahasiswa PTN di SBY” menduduki trending topic di Twitter.
Dia menceritakan tentang sosok Gilang, pria yang disebut-sebut telah melakukan peleceha seksual kepadanya. Gilang, juga diduga telah melakukan pelecehan seksual kepada beberapa korbannya, termasuk pemilik akun @m_fikris.
Dengan berkedok untuk riset, Gilang meminta korban melakukan aksi membungkus diri, kemudian direkam video dan fotonya untuk dikirimkan ke dirinya.
Awalnya, korban meng-iya- kan saat Gilang memintanya membantu risetnya tersebut. Namun, saat korban melakukan aksi membungkus diri, korban merasa ketakutan dan risih. Korban bercerita, dia harus membungkus dirinya selama tiga jam, sehingga membuatnya sesak napas.
Waktu berlaku hingga akhirnya @m_fikris sadar bahwa ia dan temannya sedang mendapatkan pelecehan seksual lantaran dikirim berita soal fetish atau fetisisme seksual.
Apa itu fetish?
Istilah fetish muncul pada tahun 1800-an. Istilah ini berasal dari kata berbahasa Portugis, feitico, yang berarti ‘kecintaan yang obsesif’. Fetisisme seksual adalah ketertarikan seksual yang muncul pada benda atau bagian tubuh yang tidak lazim, atau yang umumnya tidak dianggap sebagai sesuatu yang seksual oleh masyarakat kebanyakan
Seseorang yang memiliki fetish pada suatu hal akan merasakan rangsangan seksual atau bahkan hingga mencapai kepuasan seksual. Ada berbagai macam jenis fetish, seperti fetish pada bentuk benda dan fetish pada bentuk tubuh atau perilaku yang biasa disebut partialisme.
Tidak hanya bentuk tubuh, keadaan tubuh tertentu pun bisa membuat pemilik fetish tertentu terangsang. Misalnya saja pengidap acrotomophilia yang memiliki fetish pada bagian tubuh yang diamputasi.
Sampai saat ini, belum dapat dipastikan mengapa seseorang bisa membutuhkan suatu benda atau perilaku tertentu untuk merasakan rangsangan seksual.
Namun yang pasti, seseorang bisa mulai memiliki fetis sejak masih kecil. Apabila di masa kecilnya seseorang pernah menjadi korban dari pelecehan seksual atau melihat aktivitas seksual yang berhubungan dengan fetisisme, ada kemungkinan mereka meniru perilaku tersebut.
Fetish bisa berbahaya ketika seseorang memiliki obsesi tidak sehat untuk memenuhi kebutuhan seksualnya sehingga fetish itu mulai mengganggu kehidupan dirinya maupun orang lain. Fetishistic disorder atau gangguan fetisisme seksual sudah tercatat dalam panduan kelainan mental (DSM-5).
Ciri-ciri fetis yang sudah menjadi kelainan mental adalah sebagai berikut:
- Munculnya obsesi seksual kepada benda-benda non seksual atau bagian tubuh selain alat reproduksi lebih dari 6 bulan.
- Fetish ini mulai mengganggu kehidupan sosial dan kehidupan pribadi si pemilik fetis.
- Pemilik fetish mulai memaksakan kehendak seksualnya pada orang lain.
- Benda yang menjadi objek fetish bukanlah benda yang biasanya digunakan untuk berhubungan seksual dan bisa menyakiti.
Ada satu contok fetisisme seksual pada Juni 2020 lalu. Seorang pria Thailand berhubungan seks dengan ratusan sandal jepit. Fetish-nya terhadap sandal membuat Theerapat Klaiya nekat mencuri sendal jepit milik tetangganya untuk memeluk, mencium, menggosokkan benda itu ke tubuhnya, hingga berhubungan seks.