Masihkah Percaya Mitos Kedutan Mata? Simak Faktanya menurut Medis 

Fakta Nyata – Kedutan kelopak mata, atau yang secara medis dikenal sebagai myokymia, merupakan fenomena umum yang ditandai dengan kontraksi otot kelopak mata yang berulang dan tidak disengaja. Namun, di tengah realitas medis ini, mitos yang mengaitkan kedutan mata dengan seseorang yang sedang dibicarakan masih beredar luas di masyarakat. Contohnya kedutan mata kanan atas sering kali dikaitkan dengan mitos-mitos yang ada, mulai dari pertanda akan menangis, membawa keberuntungan, hingga mendapatkan rezeki tidak terduga.  

Sebenarnya, ada penjelasan menurut medis mengenai kedutan mata kanan atas tersebut. Ada beberapa kondisi medis yang diketahui dapat memicu terjadinya mata berkedut, seperti mata lelah akibat menggunakan gawai dalam kurun waktu lama, kurang tidur, hingga konsumsi kafein berlebihan. Simak fakta dari kedutan mata menurut medis selengkapnya berikut ini. 

Arti Kedutan Mata menurut Kesehatan 

Mata berkedut adalah kondisi yang ditandai dengan sensasi berdenyut pada area kelopak mata dan tidak bisa dikendalikan. Kondisi ini bisa terjadi pada satu sisi mata, kiri atau kanan, maupun keduanya sekaligus dalam satu waktu. Namun, mata berkedut pada 2 sisi sekaligus dalam satu waktu lebih jarang terjadi. 

Mata berkedut umumnya bukan kondisi serius karena cenderung tidak menimbulkan rasa nyeri dan hanya berlangsung sebentar, yaitu sekitar 1 sampai 2 menit. Walau demikian, mata berkedut bisa saja terasa sangat mengganggu apabila sensasi kedutannya cukup kuat dan berlangsung lebih lama. 

Berdasarkan tingkat keparahannya, mata berkedut dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu: 

    • Minor eyelid twitch: minor eyelid twitch (myokymia) merupakan jenis mata berkedut dengan tingkat keparahan paling rendah. Biasanya, sensasi kedutan pada mata karena minor eyelid twitch hanya berlangsung sebentar. Jenis myokymia ini sering kali muncul karena mata lelah. 
    • Benign essential blepharospasm: benign essential blepharospasm adalah kondisi yang diawali dengan meningkatnya frekuensi kedipan kedua mata. Di kondisi ini, sensasi kedutan pada mata terjadi cukup kuat hingga mengakibatkan mata membuka dan menutup tanpa terkendali. 
    • Hemifacial spasm: yaitu jenis myokymia yang cukup langka dan umumnya disebabkan oleh tekanan pembuluh darah arteri pada saraf sekitar wajah. Kondisi ini biasanya akan melibatkan saraf otot wajah lainnya, seperti mulut dan hidung. 

Penyebab Kedutan 

Kedutan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang bersifat fisiologis maupun patologis. Memahami penyebab-penyebab ini penting untuk menentukan apakah kedutan yang dialami merupakan hal yang normal atau memerlukan perhatian medis. Berikut adalah beberapa penyebab umum kedutan: 

Kelelahan dan Kurang Tidur:

Salah satu penyebab paling umum dari kedutan adalah kelelahan fisik dan kurangnya istirahat yang cukup. Ketika tubuh kelelahan, otot-otot menjadi lebih rentan terhadap kontraksi yang tidak terkendali. 

Stres dan Kecemasan:

Kondisi mental seperti stres dan kecemasan dapat memicu kedutan. Hal ini terkait dengan peningkatan produksi hormon stres seperti kortisol, yang dapat mempengaruhi fungsi saraf dan otot. 

Ketidakseimbangan Elektrolit:

Elektrolit seperti kalsium, magnesium, dan kalium berperan penting dalam fungsi otot dan saraf. Ketidakseimbangan elektrolit, baik kekurangan maupun kelebihan, dapat menyebabkan kedutan. 

Dehidrasi:

Kurangnya cairan dalam tubuh dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit, yang pada gilirannya dapat memicu kedutan. 

Konsumsi Kafein Berlebihan:

Kafein, yang terdapat dalam kopi, the, dan minuman energi, dapat merangsang sistem saraf dan menyebabkan kedutan jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan. 

Efek Samping Obat:

Beberapa jenis obat, terutama diuretik dan steroid, dapat menyebabkan kedutan sebagai efek samping. 

Kekurangan Nutrisi:

Defisiensi vitamin tertentu, seperti vitamin D, vitamin B12, dan vitamin E, dapat berkontribusi pada terjadinya kedutan. 

Aktivitas Fisik Berlebihan:

Olahraga yang intens atau berkepanjangan dapat menyebabkan kelelahan otot dan memicu kedutan. 

Gangguan Neurologis:

Dalam beberapa kasus, kedutan dapat menjadi gejala dari kondisi neurologis seperti sindrom kaki gelisah, penyakit Parkinson, atau sklerosis lateral amiotrofik (ALS). 

Paparan Toksin:

Paparan terhadap zat beracun tertentu, seperti merkuri atau pestisida, dapat menyebabkan kedutan sebagai salah satu gejala keracunan.