Burung Endemik Indonesia Dari Sulawesi, Inilah 4 Fakta Burung Maleo

Fakta Nyata – Indonesia memiliki banyak sekali burung endemik, tepatnya yakni memiliki 510 burung endemik asli Indonesia. Salah satu burung endemik yang akan kita bahas dalam artikel ini berasal dari kepulauan Sulawesi, burung tersebut yakni burung Maleo.

Burung Maleo (Macrocephalon maleo) adalah burung asal kepulauan Sulawesi yang memiliki panjang tubuh rata-rata 55 cm. Selain panjang, burung maleo juga dikenal memiliki ciri-ciri fisik seperti paruh berwarna jingga, kulit wajah yang berwarna kekuningan, bulu di tubuh bagian atas berwarna hitam, serta bulu di bagian bawah tubuh berwarna keputihan. Burung maleo jantan juga memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan burung maleo betina.

Burung maleo bisa ditemukan di hutan tropis dataran rendah di kepulauan Sulawesi, seperti contohnya di Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan juga bisa ditemukan di kepulauan Maluku. Populasi burung maleo terbanyak bisa ditemukan di Desa Taima, Kecamatan Bualemo, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Karena burung ini hanya bisa ditemukan di Sulawesi, burung maleo kemudian ditetapkan sebagai satwa maskot di Taman Nasional Nani Wartabone yang berlokasi di Provinsi Sulawesi Utara dan Gorontalo.

Selain menjadi burung asli Indonesia, burung maleo memiliki fakta-fakta lainnya yang tidak kalah menarik dibandingkan dengan burung-burung lainnya. Berikut ini merupakan 4 fakta menarik dari burung maleo, yakni :

 

1. Burung maleo tidak mengerami telurnya

Tidak seperti burung pada umumnya yang mengerami telurnya sendiri, burung maleo justru menggunakan metode lain. Untuk menghangatkan telur, burung maleo akan menguburkan telur-telurnya ke dalam pasir. Metode ini dilakukan karena burung maleo memiliki ukuran telur yang sangat besar, bahkan ukuran telurnya lebih besar dibandingkan dengan ukuran burung maleo sendiri.

Untuk mendapatkan kehangatan yang pas, burung maleo biasanya menggali lubang sampai kedalaman lebih dari 50 cm untuk menaruh telurnya. Burung maleo memiliki caranya sendiri untuk bisa mengukur suhu di kedalaman tanah untuk mengerami telur, yakni dengan cara menggunakan punuk/tanduk yang berada di bagian atas kepalanya.

Selain berukuran besar, telur burung maleo juga membutuhkan waktu yang lama, waktu pengeramannya bisa mencapai 62-85 hari. Fakta mencengangkan dari burung maleo adalah anak burung yang baru saja menetas akan keluar dengan sendirinya, mencoba keluar ke permukaan tanah dalam 2 hari, dan setelahnya mampu hidup mandiri sendirian.

 

2. Burung maleo lebih suka berjalan

Meskipun burung maleo termasuk ke dalam jenis burung/unggas, namun burung maleo lebih menyukai berjalan daripada harus terbang. Akibat kesukaannya tersebut, burung maleo lebih sering dimiripkan dengan ayam dibandingkan dengan burung.

Burung maleo sendiri lebih menyukai berjalan karena makanan-makanannya (biji-bijian, buah-buahan, serangga) berada di permukaan tanah, sehingga akan lebih mudah mendapatkan makanan jika burung ini berjalan.

3. Salah satu jenis burung yang setia dengan pasangannya

Fakta unik lainnya dari burung maleo adalah burung ini setia dengan pasangannya saja. Semasa hidupnya, burung maleo hanya akan memiliki satu pasangan saja sampai mati dan tidak akan mencari penggantinya.

Sifat setia (monogami) yang dimiliki burung maleo ini bahkan bisa membuat burung maleo betina tidak akan bertelur lagi jika pasangannya/burung maleo jantan mati. Burung maleo sendiri lebih suka hidup berdampingan dengan pasangannya agar bisa saling melindungi satu sama lain.

 

4. Burung maleo terancam punah

Menurut Badan konservasiĀ International Union for Conservation of Nature (IUCN), burung asli kepulauan Sulawesi ini menjadi salah satu spesies burung yang terancam punah. Penyebab utama dari langkanya burung ini adalah karena kerusakan habitat aslinya akibat penebangan liar, pembukaan lahan baru, dan kebakaran hutan.

Tidak hanya disebabkan karena habitat aslinya rusak, burung maleo juga menjadi salah satu spesies burung yang menjadi sasaran perburuan liar. Bahkan banyak manusia mencuri telur dari burung maleo. Selain ancaman dari manusia, burung maleo juga mendapatkan ancaman dari hewan predator lain seperti biawak dan ular. Oleh sebab itu untuk mencegah kepunahan burung maleo, pemerintah Indonesia telah berusaha dengan melakukan berbagai upaya pelestarian burung maleo. Salah satu upaya pelestarian burung maleo yakni suaka marga satwa maleo di Hungayono Gorontalo, Tambun, dan Muarapusian.